Dear my blog reader,

Hari ini saya mau melanjutkan tips2 gimana caranya memulai sebuah bisnis berdasarkan pengalaman dan juga sharing yang saya dapatkan dari para pakar entrepreneur di komunitas bisnis TDA.

7. Bergabung dengan komunitas. Tau nggak my blog reader kalau sebuah komunitas itu bisa mempengaruhi cara pandang kita terhadap sesuatu ? Tadinya saya sih gag percaya, tapi setelah saya bergabung dengan 2 milis yaitu milis NCC dan TDA saya memang berubah hampir 180 derajat. Dulu saya mana kepikiran buat bisnis kue online dan offline ? Dulu mana pede saya menawarkan produk furniture saya ke banyak restoran, hotel, cafe dll. Dan walau saya punya impian ingin menjadi seorang wira usaha saya nggak pernah membayangkan ternyata jalan saya akan seperti sekarang ini. Setelah bergabung dengan komunitas kuliner di Natural Cooking Club alias NCC saya jadi belajar banyak banget hal2 seputar dunia per-bakingan dan seluruh aspek yang terkait di dalamnya seperti teknik baking yang baik dan benar, packaging, promosi, trend kue yang sedang in, masalah complaint customer, info dapur dsb. Jujur my blog reader saya sebenarnya tidak merasa jago masak dan baking tapi saya adalah orang yang selalu ingin belajar dan mengasah kemampuan saya di dunia kuliner. Saya juga tidak pernah kursus lho. Terus terang karena dari dulu saya biasa hidup susah maka saya terbiasa belajar secara OTODIDAK. Dan kebiasaan ini terus saya jalankan hingga kini. Memang enak ya kalau bisa kursus dan mendapat ilmu langsung dari sang pakar beneran, tapi kalau melihat biayanya saya jadi mundur deh hehehe bukan karena gag punya uang tapi kayaknya daripada buat biaya kursus saya lebih suka mengalihkan uangnya untuk membeli peralatan baking seperti membeli loyang, oven, mixer, peralatan dekor kue seperti fondan mat, fondant ejector dsb. Media belajar bisa saya dapatkan melalui buku2 masak, sharing dengan teman2 di milis, browsing via internet dan you tube. Nah kalau mau mengikuti jejak saya ini kalian mesti punya dan harus mau meluangkan waktu serta mesti punya kesabaran dan ketelatenan yang ekstra, karena sekali lagi no pain no gain pals....
Komunitas Tangan Di Atas alias TDA juga memberi saya cara pandang yang berbeda terhadap dunia bisnis. Tadinya saya nggak bisa memulai bisnis karena faktor keterbatasan modal tapi ternyata dengan modal terbataspun memulai usaha bukanlah suatu hal yang mustahil asalkan kita memang punya tekad yang kuat dan dibarengi dengan kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas.
8. Profesional. Walaupun usaha yang kita jalankan hanyalah usaha berskala rumahan namun sikap profesional tetap harus dikedepankan. Dengan terbiasa bersikap profesional maka ketika usaha kita merambat naik sikap itu telah menjadi suatu kebiasaan dan akan memberi dampak yang sangat positif terhadap image usaha kita. Profesional disini lebih pada kecondongan sikap dimana kita sebagai pelaku bisnis senantiasa mengasah dan melatih kemampuan kita sehingga kita menjadi ahli atau pakar dalam suatu bidang tertentu. Contohnya sebagai seorang home baker maka saya harus senantiasa melatih kemampuan saya dalam bidang baking dan cake decorating supaya saya menjadi ahli dalam bidang ini dan bisa terus eksis dalam usaha saya meski di luar sana ada ribuan atau bahkan jutaan kompetitor yang juga memiliki jenis usaha yang sama dengan saya.
9. On Line Vs Off Line. My blog reader, mungkin kita saat ini termasuk orang yang beruntung karena bisa hidup dalam era informasi dimana dunia serasa tak berjarak dan kita bisa terus berhubungan atau mengakses informasi tanpa harus keluar rumah, sesuatu yang dulu mungkin hanya sebatas wacana saja. Kemajuan tekhnologi telah membuat sebuah revolusi dalam dunia usaha sehingga siapa saja kini bisa memulai sebuah usaha walau tak memiliki tempat usaha seperti toko/restaurant/kios/ruko dsb. Dulu kalau mau jualan pasti mesti memikirkan dimana tempatnya ? Strategis atau tidak ? Berapa sewanya perbulan ? Berapa biaya operasional yang mesti dikeluarkan untuk membayar sewa listrik, air, telepon, gaji karyawan, iuran sampah dan keamanan ? Berapa biaya promosi yang mesti dikeluarkan untuk mencetak spanduk dan brosur ? Bagaimana bila suatu saat dimana usaha telah berkembang pesat tetapi tiba2 lokasi usaha digusur atau pihak penyewa tiba2 tak lagi mau menyewakan tempatnya ? Nah pertanyaan2 seperti itulah yang kadang membuat kita down duluan. Namun kini segalanya berbeda. Anda bisa berjualan meski tak punya toko, meski tak punya pegawai, meski lokasi anda sama sekali tak strategis, meski anda berada di ujung barat Indonesia anda bisa menjual produk anda pada orang di sebelah timur Indonesia atau bahkan di belahan dunia lainnya. Anda bahkan tak perlu pusing memikirkan biaya operasional karena anda bisa punya 'toko' secara gratis di dunia maya. Yup selamat datang di dunia on line....Kini kita bisa punya punya usaha apapun yang kita inginkan dengan modal cekak, my blog reader. Bila anda suka memasak atau bikin kue, jualah produk andalan anda sekarang juga. Bila anda tak punya fasilitas komputer dan internet di rumah, saat ini ada begitu banyak warnet yang menawarkan tarif yang lumayan murah. Bukalah sebuah toko untuk menjual produk anda. Bila punya dana lebih belilah sebuah domain dan hosting, namun bila modal anda benar2 terbatas maka manfaatkanlah yang gratisan seperti blogspot, multiply, wordpress, facebook atau twitter untuk menjual produk anda. Pajanglah foto2 yang menarik supaya calon customer terpikat. Tak perlu menyewa fotografer profesional atau menggunakan kamera DSLR untuk itu, cukup gunakan kamera apa saja yang anda punya meski cuma kamera dari HP dan manfaatkan jasa Photoshop untuk memoles hasil foto anda supaya lebih 'kinclong'. Saya adalah salah seorang yang telah memanfaatkan jasa blogspot selama 3 tahun ini untuk menjual produk kue saya dan Alhamdulillah saya bisa mewujudkan mimpi saya punya usaha walau dengan modal yang amat terbatas.


Namun bila anda memang punya dana yang cukup untuk memulai usaha tak ada salahnya anda mengkombinasikan usaha anda dengan membuka toko offline juga alias punya toko sungguhan dimana customer yang melihat web anda dan tertarik ingin membeli namun ingin melihat secara langsung produk anda maka mereka bisa datang ke toko offline tersebut. Memang untuk membuka sebuah toko offline biayanya sangat besar dan butuh biaya overhead yang cukup lumayan.
10. Promosi, promosi dan promosi. Yup tak ada usaha yang bisa berjalan dan dikenal orang bila kita tak memperkenalkannya. Promosi adalah suatu keharusan dan saat ini untuk mempromosikan usaha ada begitu banyak cara baik yang murah atau mahal, yang efektif dan efisien atau yang butuh biaya dan tenaga yang besar. Ada banyak media yang bisa kita manfaatkan untuk mempromosikan usaha kita yaitu : melalui spanduk, brosur, leaflet, iklan di media cetak atau elektronik, melalui social media semisal facebook dan twitter, iklan baris, milis, dsb.

Nah my blog reader semoga apa yang saya sharing ada manfaatnya bagi kita semua. Bila ada yang kurang berkenan saya minta maaf karena saya juga masih dalam tahap belajar berbisnis. Semoga usaha yang kita lakukan tak hanya memberi manfaat bagi kita semata namun juga bisa bermanfaat bagi orang lain. Aamiin.



Dear my blog reader,

Dulu saya dan seperti kebanyakan orang lainnya pasti menganggap bisnis itu sesuatu hal yang amat sulit. Butuh modal besar, butuh tempat usaha yang strategis, butuh banyak pegawai, butuh skill yang memadai, butuh pembukuan dan administrasi yang jelimet, butuh ini butuh itu sampai-sampai baru membayangkan saja sudah down duluan.

Ketika berkecimpung di milist TDA atau Tangan Di Atas, saya mendapatkan sebuah pencerahan (walaupun kami bukan anggota Illuminati lho hehe). Bergabung dengan milist ini membuka peluang saya berkenalan dengan begitu banyak pengusaha dari berbagai bidang, bisa menghadiri berbagai seminar dengan harga yang relatif murah dan bisa mendapat begitu banyak ilmu beserta kiat-kiat bisnis yang belum pernah saya ketahui sebelumnya.

Ketika pertama kali bergabung dengan sebuah kelompok Master Mind di TDA Bekasi (Master Mind adalah sebuah kelompok kecil beranggotakan beberapa orang yang memiliki latar belakang usaha yang berbeda yang selalu bertemu untuk sharing bisnis secara berkala), saya baru saja merintis usaha kue online dan furniture rotan sintetis saya. Ketika pertama kali sharing, jujur saya merasa rendah diri karena teman-teman lain sudah mapan dengan usaha mereka masing-masing, sudah mulai sampai pada tahap pemantapan Branding, sudah beromzet yang bikin saya membelalakkan mata saking kaget dan juga iri tentunya hihihi, bahkan mereka sudah fasih membicarakan soal Adsense, Adwords atau saing-saingan beriklan di detik.com. Walah...orang-orang sudah ke bulan, saya masih aja keliyengan di bumi xixixi...

Tapi apalah gunanya bermastermind kalo gag ketularan ilmunya barang sedikit yak ? Nah mulailah saya merapalkan mantera ajian serat jiwa eh salah ajian serap ilmu supaya ilmu para suhu di dunia bisnis Indonesia ini bisa saya serap dan bikin saya sukses, someday....

Khusus buat para my blog reader saya kasih bocoran tips dan trik mereka ya soalnya saya pernah janji dulu dipostingan sebelumnya (ssst jangan bilang siapa-siapa ya soalnya ini rahasia hehehe)..

My blog reader tertjintah, ini ada beberapa tips 'n trik untuk memulai sebuah usaha, mudah2an bermanfaat ya :

1. Mulailah bisnis dari sesuatu yang kita cintai atau merupakan hobi kita dan apabila bisnis yang sedang kita jalankan bukanlah sesuatu yang kita cintai atau bukan hobi kita maka mulailah mencintainya. Dengan cinta kita akan mampu melakukan hal-hal yang kadang begitu fantastis bahkan 'out of the box'. Dengan cinta semua kesulitan yang menghadang, semua rintangan yang menghalang dan berjuta cobaan yang menggoda akan bisa kita hadapi dan menjadikan kita semakin kuat.
2. Nikmatilah prosesnya. Bisnis bukan cara menjadi kaya secara instan lho, my blog reader. Kecuali sih kalau orang tua kita memang konglomerat yang memang sudah sukses berbisnis, itu sih lain soal. Jadi nikmatilah proses ketika kita memulai sang bisnis, mengembangkannya tahap demi tahap, menikmati baik ketika bisnis sedang merambat naik ataupun juga menikmatinya tatkala bisnis sedang jalan di tempat atau bahkan sekarat. Banyak orang yang tak sabar dengan proses tersebut sehingga memilih berbisnis waralaba dengan harapan langsung menjaring profit tanpa bersusah payah memulai bisnis baru dari nol. Eits jangan salah, berbisnis waralabapun butuh proses dan tetap harus kita nikmati prosesnya.
3. Bisnis bukan berarti berapa keuntungan yang akan kita peroleh namun lebih condong pada berapa kerugian yang sanggup kita tanggung. Yup, kadang ketika memulai bisnis kita sibuk menghitung-hitung kapan BEP, berapa margin profit yang akan kita raih, terus mengkhayal bisnis akan segera berkembang dalam waktu singkat dan menggurita ke berbagai bidang, sibuk mengkhayal sampai bulan sehingga lupa berpijak pada bumi, pada realita bahwa diseberang kesuksesan menunggu dengan sangat sabar sebuah kegagalan yang akan menguji kesabaran, keuletan, ketabahan dan bahkan menguji iman kita. Namun bila kita bisa menjalaninya tentunya bisnis kita akan naik ke level yang lebih tinggi. Teman-teman TDA saya tak pernah menyebut bisnis mereka rugi ketika mengalami kerugian namun diganti dengan kata 'belum untung' hehehe.
4. Tetapkan produk unggulan yang akan kita jual. Ok kita akan memulai sebuah bisnis, namun pertanyaan pertama adalah kita mau jualan apa ? Produk adalah sesuatu yang akan kita jual pada konsumen kita, tak hanya berupa barang namun juga berupa jasa. Baik yang bentuknya Tangible goods ataupun Intangible goods. Nah apaan lagi tuh ??? Tangible Goods itu adalah kalau kita menjual barang-barang yang bentuknya nyata atau ada wujudnya(bisa kita sentuh gitu atau bahasa kerennya Tangible means capable of being touched). Contohnya buku, pulpen, kue, meja, kursi dsb dan kalau kita berbisnis online kita pasti juga akan menggunakan jasa delivery untuk mengantarkan pesanan tangible goods ini pada konsumen kita. Kalau Intangible goods itu ya products that cannot be seen or touched atau sesuatu barang yang gag bisa kita sentuh atau lihat tapi bisa kita jual contohnya alunan musik, domain name. jadi pada dasarnya banyak banget produk yang bisa kita jual dan menghasilkan profit buat kita. Nah kalau yang kita jual merupakan produk yang juga banyak dijual oleh orang lain maka kita harus memiliki pembeda/diferensiasi contohnya pecel lele lela yang mengemas lelenya dengan sentuhan yang berbeda sehingga walau ada begitu banyak penjual pecel lele namun ia punya ciri khas yang mengungguli para pedagang pecel lele lainnya.
5. Jadi Pioneer atau follower ya ??? Tahu Softex kan ?? Hehe para wanita pasti akrab dengan benda yang satu ini. Coba simak percakapan di bawah ini :
"Bu beli softex dong. Aduh tiba-tiba dapet nih mana lagi gag bawa softex lagi" Seorang perempuan berkata pada seorang penjual disebuah warung di pinggir jalan.
"Ada Neng. Mau yang merk apa ? Laurier atau Charm ? Yang isi berapa ? Yang satuan aja atau yang isi 10 ?" Sang penjual yang tadinya terkantuk-kantuk segera menyambut dengan antusias sang pembeli dengan menawarkan produk pembalut wanita yang ada di warungnya.
"Yang Charm isi 10 aja deh, Bu. Sekalian buat persediaan."
Sang penjual mengangsurkan barang yang dimaksud oleh sang pembeli dan sejurus kemudian transaksi jual belipun terjadi.
Eits ini bukan novel yak ??? Saya cuma mau ngasih gambaran aja betapa branding suatu produk kadang melekat begitu kuat dibenak konsumen sehingga untuk menyebut suatu barang katakanlah pembalut wanita atau baby diapers kita pasti akan langsung menyebut merknya walaupun yang kita maksud kadang bukan merk tersebut. Contohnya ya itu tadi mau beli softex merk Charm, aneh kan hihihi....
Nah persoalan menjadi pioneer atau follower itu tetap dikembalikan pada pelaku bisnis masing-masing. Sebagai pioneer tentu kita memiliki keunggulan brand kita tertancap kuat di benak konsumen walaupun bukan berarti sebagai pioneer kita akan lantas memenangkan hati konsumen kita karena bila tak pandai menjaga eksistensi produk maka produk kita hanya tinggal sekedar nama pengganti tapi bukan menjadi pilihan utama bagi konsumen untuk menggunakannya. Jadi follower pun ternyata susah-susah gampang. Yang paling sering terjadi di Indonesia adalah kecenderungan pelaku bisnis untuk menjual produk yang saat itu sedang booming. Contohnya ketika booming burger maka ada begitu banyak orang yang menjual burger dengan berbagai merk dan berbagai 'packaging'. Ketika pisang pontianak sedang naik daun maka ada banyak orang yang berbondong-bondong ikut menjual produk sejenis dengan harapan akan mengais keuntungan dari sebuah trend kuliner. Belum lagi ayam krispi, donat baik yang ala J Co maupun donat kentang, dsb dsb mungkin my blog reader bisa menambahkannya sendiri.
Suatu hari saya menghadiri seminar yang diadakan di sebuah Resto milik Bp. Wahyu Saidi sang pemiliki Bakmi Tebet. Ia mengisahkan perjalanan bisnisnya hingga memiliki begitu banyak cabang di mana-mana. Ia sendiri mengaku hanya sebagai follower Bakmi GM lantaran ia tidak berhasil membeli Franchise Bakmi GM sehingga ia akhirnya mengembangkan merk sendiri dan nyatanya sebagai follower ia sangat sangat berhasil.
6. Inovation is a must. Kalau kita 'terpaksa' hanya menjadi seorang follower maka jangan mengambil prinsip ATSP atau Amati, Tiru, Sama Persis tapi cobalah menjadi ATM atau Amati Tiru Modifikasi. Inovasi adalah suatu keharusan dalam bisnis apapun. Dengan terus berinovasi konsumen akan selalu 'ngeh' dengan eksistensi usaha kita. Walau hanya sebagai follower, kita tetap harus kreatif sehingga kreativitas kita akan menjadi faktor pembeda dari produk sejenis lainnya.
My blog reader pernah dengar kripik Mak Icih ? Kripik yang dijual sebenarnya sama saja dengan kripik singkong pada umumnya namun sang penjual membuat inovasi dengan menjual kripik yang memiliki level kepedasan yang berbeda-beda dan mengemas strategi marketing lewat social media Twitter dimana mereka mengumumkan lokasi jualan mereka hari itu (yang biasanya menggunakan mobil dan parkir di suatu tempat tertentu) lewat kicauan mereka di Twitter. So jualan sederhana namun bikin orang penasaran kan ?

Hmm saya rasa cukup dulu ya my blog reader. Saya takut kalau terlalu panjang kalian nanti jadi males baca dan jadi bosan dengan diary online saya ini. Tapi saya harap nggak ya soalnya masih banyak banget hal-hal penting yang terkait dengan rahasia bisnis yang pengen saya share sama kalian. Next time yaaa....