Versi Shvoong dapat dilihat di http://bit.ly/YGvQS1



Rose Wilder kini telah berusia 9 tahun. Saat itu sudah sedikit melebihi satu tahun sejak mereka datang pertama kali ke kota kecil Mansfield dan membeli tempat seluas empat puluh acre yang masih kasar. Rose dan keluarganya kemudian menyebut tanah mereka dengan Tanah Pertanian Lereng Bukit karena terdiri atas lereng yang berbatu-batu.

Pertanian kecil itu kini telah berubah, padahal mereka pada musim gugur yang lalu baru memulai segalanya dengan rumah balok kayu kasar, sekantong biji kacang, sekantong biji jagung dan sepotong daging. Kini mereka telah mempunyai ladang jagung sendiri dan panen kentang, bawang serta kubis. Pa bahkan berusaha mendapatkan sedikit panen bulir gandum dari ladang baru yang telah dibajaknya di sela-sela pepohonan yang mati. Yang paling menyenangkan dari semuanya adalah mereka memiliki cabang-cabang pohon apel muda dan mereka tinggal menunggunya untuk memetik panen hasil pertamanya.

Saat itu merupakan masa yang mendebarkan di tanah pertanian lereng bukit. Tahun itu dipenuhi dengan bahaya, kegembiraan dan juga kesukacitaan dimana Rose harus melawan badai salju, kemudian ia memulai tahun keduanya di sekolah sebagai juara kelas dan ketika ia dan keluarganya merayakan natal mereka yang pertama kali di Ozarks. 

Tanah pertanian lereng bukit benar-benar menjadi tempat tinggal yang nyaman sekarang dan keluarga Wilder telah membangun rumah baru di Ozarks. Merekapun sibuk membantu para tetangga mereka di Mansfiled memetik hasil panennya. 



(Tulis sendiri review/ringkasan buku-buku favorit anda dan dapatkan dollar sebagai bayarannya, buruan gabung. Klik http://www.shvoong.com/aff-BAA59/)

Versi Shvoong dapat dilihat di http://bit.ly/Y1k7cB




Rose Wilder memulai kehidupan baru bersama keluarganya di pegunungan Ozark, Missouri. Setelah perjalanan panjang yang melelahkan dari Dakota Selatan menuju Missouri, kini ia bisa menetap dan menyongsong masa depannya di daerah ini. 

Banyak hal-hal baru yang menyenangkan yang ia rasakan di tahun pertamanya di tanah pertanian lereng bukit, begitu Rose dan orang tuanya menamai tempat tinggal mereka kini, seperti pergi memancing untuk pertama kalinya, belajar di sekolah yang baru, menyelamatkan rumah pertanian dari api, berkenalan dengan sahabat barunya Alva Stubbins serta memiliki saudara angkat Swiney dan Abe Baird. 

Bersama dengan Alva, Rose, menjelajah ke tempat-tempat yang masih asing baginya. Iapun banyak mendapatkan pengalaman baru yang belum pernah ia rasakan selama tinggal di tengah padang rumput. Selain dengan Alva, Rosepun banyak menghabiskan waktu bersama Baird bersaudara, Abe dan Swiney, yang telah menjadi yatim piatu sehingga akhirnya mereka menjadi bagian dari keluarga Rose.

Rose sendiri sangat senang dengan sekolah barunya. Ia banyak mendapat teman baru dan disini ia menjadi murid yang paling pandai dalam mengeja. Ma telah banyak mengajarkan pelajaran padanya di rumah sehingga Rose selalu menjadi yang terbaik di kelasnya. Namun suatu hari ia membuat kesalahan dengan pergi dari sekolah diwaktu istirahat untuk bermain bersama Alva yang tidak bersekolah. Karena terlalu larut dalam permainan Rose sampai lupa waktu dan ia terlambat kembali ke sekolah sehingga membuat Pa dan Ma menjadi cemas. Namun ketika ujian tiba Rose kembali membuat Ma dan Pa bangga ketika ia berhasil menjadi pemenang dalam ujian mengeja. 


(Tulis sendiri review/ringkasan buku-buku favorit anda dan dapatkan dollar sebagai bayarannya, buruan gabung. Klik http://www.shvoong.com/aff-BAA59/)


Versi Shvoong dapat dilihat di http://bit.ly/13oISai


Laura Ingalls Wilder adalah penulis buku-buku laris Seri Rumah Kecil. Ia memiliki seorang putri, Rose, yang juga dibesarkan dalam rumah balok kayu dipegunungan Ozark, Missouri. Rumah Kecil Di Lereng Bukit merupakan permulaan kisah Rose yang mengawali cerita setelah Empat Tahun Pertama berakhir. 

Karena kehidupan di padang rumput begitu keras, Laura beserta suaminya, Almanzo dan putri mereka, Rose, akhirnya memutuskan untuk meninggalkan daerah Dakota Selatan tempat dimana Pa, Ma dan saudara-saudara Laura tinggal. 

Dalam kereta gerobak bertudung yang penuh dengan barang-barang, mereka melakukan perjalanan melintasi masa-masa kekeringan di daerah barat daya menuju bukit hijau lebat disebelah selatan Missouri. Perjalanan tersebut sangat jauh dan melelahkan namun sekaligus juga membahagiakan karena banyak hal baru dan menakjubkan yang mereka alami selama perjalanan. 

Akhir dari perjalanan ini menandai permulaan kehidupan keluarga Wilder. Bersama dengan keluarga Cooley yang turut serta dalam perjalanan, mereka memulai hidup baru mereka di Missouri. 

Almanzo Wilder dan Laura kemudian membeli sebidang tanah dan juga kebun apel yang pohon-pohonnya masih kecil. Mereka kemudian memulai hari-hari pertama mereka dengan tinggal dalam sebuah rumah kecil yang terbuat dari balok kayu. Banyak harapan yang mereka gantungkan di tempat baru ini. Kehidupan yang lebih baik ketimbang kehidupan yang telah mereka tinggalkan di tengah padang rumput. 



(Tulis sendiri review/ringkasan buku-buku favorit anda dan dapatkan dollar sebagai bayarannya, buruan gabung. Klik http://www.shvoong.com/aff-BAA59/)

Review Buku Surat Dari Jauh By Laura Ingalls Wilder

Diposting oleh yamiyummy | Selasa, Februari 26, 2013 | | 0 komentar »


Versi Shvoong dapat dilihat di http://bit.ly/126Zggj


Laura Ingalls Wilder lahir pada tahun 1867 di sebuah pondok kayu balok di dekat Pepin, Wisconsin, USA. Bersama keluarganya ia menjelajahi daerah Kansas dan Minnesota sampai akhirnya ayahnya memutuskan untuk menetap di daerah Dakota. Pada umur 15 tahun Laura mulai mengajar dan tiga tahun kemudian di tahun 1885 ia menikah dengan Almanzo Wilder. Anak mereka berdua, Rose Wilder, lahir tahun 1886.

Surat Dari Jauh merupakan buku terakhir dalam Seri Rumah Kecil yang ditulis oleh Laura Ingalls Wilder. Buku ini berisi surat-surat yang ditulis oleh Laura Ingalls kepada suaminya Almanzo Wilder ketika ia dalam perjalanan menuju San Fransisco di tahun 1915 untuk mengunjungi anaknya yang sudah menikah, Rose Wilder Lane.

Puluhan tahun telah berlalu sejak Laura melintasi daerah barat-tengah sebagai seorang anak dengan gerobak bertudung. Kini ia melakukan perjalanan jauh dari Missouri ke California dengan naik kereta api. Saat itu San Fransisco sedang merayakan pembukaan Terusan Panama dengan mengadakan sebuah pekan raya dunia.

Almanzo saat itu tidak dapat menemani Laura pergi ke San Fransisco sehingga Laura kemudian menulis sejumlah surat yang ia tujukan untuk suaminya. Ia menulis surat-surat panjang untuk menceritakan apa saja yang dilihat dan dialaminya. Surat-surat tersebut penuh dengan gambaran tentang daerah yang dikunjunginya, orang yang ditemuinya terutama tentang keindahan San Fransisco dan pameran internasional Panama-Pasifik.



(Tulis sendiri review/ringkasan buku-buku favorit anda dan dapatkan dollar sebagai bayarannya, buruan gabung. Klik http://www.shvoong.com/aff-BAA59/)

Review Buku Dalam Perjalanan Pulang By Laura Ingalls Wilder

Diposting oleh yamiyummy | Selasa, Februari 26, 2013 | | 0 komentar »

Versi Shvoong dapat dilihat di http://bit.ly/V2Ug8d


Buku kesepuluh dalam seri rumah kecil ini merupakan kumpulan catatan harian yang ditulis oleh Laura Ingalls Wilder dalam perjalanan dari Dakota Selatan ke Mansfield, Missouri pada tahun 1894.

Selama bertahun-tahun Laura dan keluarga kecilnya hidup di tengah padang rumput. Kehidupan yang keras telah mereka lewati dengan tabah. Panenan demi panenan gagal, berulang kali tanah yang kering kerontang milik mereka harus digadaikan untuk menambah uang guna membayar pajak, untuk membeli makanan dan untuk membeli benih yang akan digunakan pada musim tanam berikutnya.

Keadaan makin diperburuk dengan penyakit difteria yang menyerang Laura dan Almanzo sehingga Rose terpaksa dititipkan pada orang tua Laura. Penyakit ini kemudian menyebabkan Almanzo menjadi agak susah berjalan karena ia telah memaksakan diri bekerja keras walau penyakitnya belum sembuh.

Letih dan bosan harus terus menerus menderita karena hidup di padang rumput membuat Laura dan keluarganya memutuskan untuk pindah ke daerah apel merah besar. Dengan bekal uang yang dikumpulkan hasil kerja keras Laura dan Almanzo, akhirnya mereka kemudian bisa berangkat meninggalkan padang rumput menuju daerah apel merah besar di Missouri.

Dengan menggunakan gerobak bertudung Laura, Almanzo dan Rose serta ditemani oleh keluarga Cooley memulai perjalanan panjang mereka dari Dakota Selatan menuju Mansfield, Missouri. Dalam buku ini pembaca dapat menemukan kumpulan catatan yang dibuat oleh Laura sepanjang perjalanan mereka sampai akhirnya mereka tiba di Ozarks yaitu daerah Apel Merah Besar di Missouri.



(Tulis sendiri review/ringkasan buku-buku favorit anda dan dapatkan dollar sebagai bayarannya, buruan gabung. Klik http://www.shvoong.com/aff-BAA59/)


Review Buku Empat Tahun Pertama By Laura Ingalls Wilder

Diposting oleh yamiyummy | Selasa, Februari 26, 2013 | | 0 komentar »

Versi Shvoong dapat dilihat di http://bit.ly/YtJ2aX



Laura dan Almanzo Wilder memulai kehidupan rumah tangga mereka di rumah kecil di tanah pertanian mereka dengan berjuta harapan gemilang. Mereka berdua bahu membahu berusaha membangun masa depan mereka. Dunia disekeliling pasangan muda ini begitu indah; bunga-bunga liar di musim semi, angsa liar di musim gugur, berkuda bersama dan banyak lagi masa-masa bahagia lainnya.

Pada awalnya Laura enggan menjadi istri petani dan sempat menyarankan Almanzo untuk berganti profesi. Laura merasa bertani merupakan suatu kehidupan yang sangat berat bagi seorang wanita karena ada begitu banyak hal yang harus dikerjakan termasuk harus menyiapkan makanan untuk orang-orang yang membantu panen serta menebah gandum. Ia juga melihat bahwa petani tak pernah bisa mengumpulkan uang karena yang menentukan harga bukanlah petani namun para pedagang di kota.  Dengan halus Almanzo kemudian membujuk istrinya dan memintanya untuk mencoba kehidupan sebagai petani selama tiga tahun dan ia berjanji pada akhir masa mereka bisa berhenti bertani bila Laura merasa tidak puas dan bahagia.

Tahun-tahun yang mereka lalui sebagai petani ternyata memang tidaklah mudah. Tiap tahun selalu membawa bencana yang tak terduga seperti badai yang menghancurkan panenan, penyakit, kebakaran dan hutang-hutang yang tak kunjung terlunasi. Empat tahun pertama yang benar-benar menggoda untuk membuat keluarga Wilder patah semangat.

Namun Laura dan Almanzo menghadapi semua itu dengan ketabahan dua orang yang saling mencinta apalagi ditambah dengan kehadiran putri mereka, Rose dan keinginan yang tak kunjung padam untuk mencapai hasil yang diinginkan.



(Tulis sendiri review/ringkasan buku-buku favorit anda dan dapatkan dollar sebagai bayarannya, buruan gabung. Klik http://www.shvoong.com/aff-BAA59/)

Review Buku Tahun-Tahun Bahagia By Laura Ingalls Wilder

Diposting oleh yamiyummy | Selasa, Februari 26, 2013 | | 0 komentar »

Versi Shvoong dapat dilihat di http://bit.ly/13LBWA0



Buku ini merupakan lanjutan dari buku Kota Kecil Di Padang Rumput dan merupakan buku kedelapan dalam Seri Rumah Kecil. Dalam buku ini diceritakan bagaimana Laura yang belum genap berusia enam belas tahun untuk pertama kalinya mengajar di sekolah.

Pengalaman pertamanya ini merupakan pengalaman yang sangat berat bagi Laura karena sekolahnya sangat jauh dari rumah. Sekolahnya sendiri adalah sebuah bangunan reot di atas tanah garapan yang telah ditinggalkan penggarapnya. Walau Laura merasakan rindu yang begitu menyiksa pada keluarganya di rumah namun Laura tetap bertekad untuk menyelesaikan masa mengajarnya agar Pa bisa terus membiayai Mary di perguruan tinggi.

Pada masa-masa sulit itu Almanzo selalu datang tiap Hari Jum’at sore untuk membawanya pulang ke rumah dan kemudian di Hari Minggu sore menjemput Laura untuk kembali mengajar di sekolah. Perjalanan jauh yang ditempuh oleh Laura tak membuatnya letih karena ia senang dapat menghabiskan akhir minggu bersama keluarganya di rumah karena di rumah yang harus ditempatinya selama mengajar sangat tidak menyenangkan.

Pada masa liburan Laura baru dapat melihat betapa majunya keadaan Mary. Iapun menikmati pengalaman menyenangkan menikmati kereta luncur dan berkereta bugi bersama dengan teman-temannya. Selain itu hubungannya dengan Almanzo kian dekat dan mereka sering menghabiskan waktu bersama untuk belajar bernyanyi maupun ketika membantu Almanzo menjinakkan kuda-kudanya.

Tahun-tahun itu merupakan tahun-tahun yang menyenangkan buat keluarga Ingalls dan buat Laura sendiri yang kemudian mendapatkan kesempatan untuk mengajar lagi di sekolah yang baru. Kali ini sekolahnya dekat dari rumah dan semua murid-muridnya menyenangkan sehingga Laura tak merasa berat seperti pengalaman mengajarnya yang pertama.

Setelah merasa kian dekat akhirnya Laura dan Almanzo bertunangan. Pada musim semi berikutnya mereka menikah lalu pindah ke tanah garapan mereka sendiri.



(Tulis sendiri review/ringkasan buku-buku favorit anda dan dapatkan dollar sebagai bayarannya, buruan gabung. Klik http://www.shvoong.com/aff-BAA59/)

Review Buku Kota Kecil Di Padang Rumput By Laura Ingalls Wilder

Diposting oleh yamiyummy | Senin, Februari 25, 2013 | | 0 komentar »

Versi Shvoong dapat dilihat di http://bit.ly/15e1jNn


Kelompok kecil rumah-rumah para pemukim yang dilanda musim dingin yang panjang dan buruk tahun 1880-1881 kini telah menjelma menjadi sebuah kota yang tumbuh pesat.

Seusai musim dingin yang panjang Laura dan keluarganya kembali ke tanah garapan mereka. Laura sangat senang bisa tinggal kembali di tanah garapan. Ia tak suka tinggal di kota dan musim dingin yang lalu ia bersama keluarganya terpaksa tinggal di kota karena rumah mereka di tanah garapan belum cukup kuat untuk menghadapi badai salju.

Laura dan keluarganya menyimpan keinginan yang besar untuk menyekolahkan Mary ke perguruan tinggi khusus untuk orang buta sehingga Laura kemudian bekerja di toko kain di kota sebagai penjahit demi membantu Pa dan Ma mengumpulkan biaya untuk Mary.

Selain harus bekerja keras Laura juga dapat menikmati saat-saat yang menyenangkan yaitu ketika menghadiri perayaan hari kemerdekaan Empat Juli di kota dan saat menghadiri suatu malam sosial. Kegembiraan Laura sedikit terganggu karena Nellie Oleson yang selalu iri padanya juga pindah dari daerah tepi sungai Plum.

Kehidupan keluarga Ingalls berjalan dengan baik walau hama burung hitam sempat merusak ladang mereka namun mereka akhirnya tetap berhasil memberangkatkan Mary untuk bersekolah di perguruan tinggi khusus orang buta.

Saat yang paling indah yang dialami Laura adalah ketika Almanzo Wilder minta izin berjalan bersama untuk mengantar Laura pulang dari gereja bahkan merekapun saling bertukar kartu nama. Selain itu berkat penampilan cemerlangnya dalam pentas pertunjukkan sekolah Laurapun mendapat kesempatan untuk mengikuti tes menjadi seorang guru walaupun usianya baru lima belas tahun. Ia kemudian berhasil lulus tes dan mendapatkan ijazah untuk mengajar.



(Tulis sendiri review/ringkasan buku-buku favorit anda dan dapatkan dollar sebagai bayarannya, buruan gabung. Klik http://www.shvoong.com/aff-BAA59/)


Review Buku Musim Dingin Yang Panjang By Laura Ingalls Wilder

Diposting oleh yamiyummy | Senin, Februari 25, 2013 | | 0 komentar »

Versi Shvoong dapat dilihat di http://bit.ly/VHIr6s


Setelah melewati tahun-tahun yang berat dalam petualangan bersama keluarganya menuju daerah barat, Laura akhirnya menetap di Dakota setelah Pa berhasil mendapatkan tanah garapan disana. Ia dan keluarganya kemudian membangun rumah dan mulai mengurus tanah garapan mereka.

Seorang Indian memperingatkan warga kota bahwa musim dingin 1880-1881 akan merupakan musim dingin yang terburuk dan terberat di daerah Dakota. Walau banyak orang yang tak percaya akan ramalan sang Indian tersebut namun Pa mengajak keluarganya pindah dari tanah garapan ke kota karena ia menganggap bangunan mereka di kota lebih baik ketimbang rumah di tanah garapan untuk menghadapi musim dingin yang akan datang.

Ternyata apa yang diramalkan sang Indian terbukti. Musim dingin yang datang memang merupakan musim dingin yang sangat berat dan berlangsung selama 7 bulan. Kota kecil itupun diserang badai salju yang dahsyat dan hubungan dengan dunia luarpun terputus.

Laura dan Mary tidak bisa lagi pergi ke sekolah karena badai salju sangat dahsyat sehingga sekolah ditutup. Selain tak bisa bersekolah, Laura dan keluarganya serta puluhan penduduk kota itupun mulai kehabisan bahan makanan dan bahan bakar karena kereta api tak bisa masuk. Ketika natal telah berlalu dan kebutuhan akan bahan makanan semakin gawat, Almanzo Wilder dan Cap Garland memberanikan diri melintasi padang rumput yang tertutup es untuk mencari gandum. Berkat keberanian dua pemuda itu maka seluruh penduduk kota terhindar dari kelaparan.

Setelah berlangsung selama tujuh bulan, barulah di bulan Mei salju mencair dan kereta api kembali masuk membawa bahan makanan dan bahan bakar bagi para penduduk kota. Keluarga Ingallspun menerima bingkisan natal yang dikirim oleh Pendeta Alden. Dan natal di bulan Mei tersebut adalah natal terindah yang pernah mereka alami.



(Tulis sendiri review/ringkasan buku-buku favorit anda dan dapatkan dollar sebagai bayarannya, buruan gabung. Klik http://www.shvoong.com/aff-BAA59/)



Review Buku Di Pantai Danau Perak By Laura Ingalls Wilder

Diposting oleh yamiyummy | Senin, Februari 25, 2013 | | 1 komentar »

Versi Shvoong dapat dilihat di http://bit.ly/XSwRF7


Kehidupan di padang rumput ternyata begitu keras. Tak hanya kawanan belalang yang merusak ladang mereka namun penyakit demam merahpun menimpa Mary, Carrie, Si Bayi Grace dan juga Ma. Bahkan penyakit itu sampai membuat Mary menjadi buta.

Pa tak menyukai daerah yang mereka tinggali tersebut karena binatang buruannya telah terkuras habis. Ia ingin pergi ke daerah barat dan mengambi sebidang tanah pertanian untuk tempat tinggal. Namun hama belalang telah membuat mereka tak mampu menghasilkan banyak uang ditambah lagi mereka harus membayar dokter karena penyakit demam merah. 

Namun berkat Bibi Docia, saudara Pa, Laura dan keluarga akhirnya meninggalkan Minnesota (latar belakang buku Di Tepi Sungai Plum) menuju daerah Dakota. Masa itu adalah masa pembanguna jalan kereta api serta tahap-tahap terakhir pemukiman daerah Barat. Sambil menunggu kesempatan untuk mencari dan menempati serta mengusahakan tanah yang dijanjikan pemerintah, untuk sementara Pa bekerja pada perusahaan kereta api.

Laura dan keluarga melewatkan musim dingin di rumah para juru ukur yang tetangga terdekatnya terletak kira-kira tujuh puluh lima kilometer jauhnya. Saat-saat menegangkan terjadi waktu Laura dan Mary untuk pertama kalinya naik kereta api dan juga ketika terjadi usaha perampasan uang gaji para pekerja kereta api yang dipercayakan kepada Pa.

Ketika Pa pergi mendaftarkan tanah yang telah dipilihnya ia hampir tak berhasil, namun berkat pertolongan Tn Edwards yang mereka kenal ketika tinggal di tepi sungai Verdigris maka akhirnya Pa berhasil mendapatkan hak atas sebidang tanah di daerah tersebut. Di Musim semi Pa kemudian mendirikan bangunan kayu pertama di tempat calon kota dekat tanah milik mereka. Dua minggu kemudian kota yang baru itupun kemudian lahir.



(Tulis sendiri review/ringkasan buku-buku favorit anda dan dapatkan dollar sebagai bayarannya, buruan gabung. Klik http://www.shvoong.com/aff-BAA59/)

Review Buku Di Tepi Sungai Plum By Laura Ingalls Wilder

Diposting oleh yamiyummy | Senin, Februari 25, 2013 | | 0 komentar »

Versi Shvoong dapat dilihat di http://bit.ly/15dYRq9



Buku Di Tepi Sungai Plum merupakan buku lanjutan dalam Seri Rumah Kecil karya Laura Ingals Wilder. Laura dan keluarganya terpaksa meninggalkan rumah mereka yang berada di tengah padang rumput karena ternyata tanah yang mereka tempati adalah daerah Indian. Dengan terpaksa mereka sekeluarga kembali berkelana dengan kereta bertudung mereka menuju barat.

Laura dan saudara-saudaranya terpaksa harus tinggal di tempat yang aneh-aneh dalam perjalanan mereka ke daerah barat yang masih liar dan belum dikenal. Dalam buku ini diceritakan bagaimana mereka mula-mula harus tinggal di rumah kecil yang dibuat di bawah tanggul sungai dan karena tinggal dibawah tanah itulah maka pada suatu hari seekor sapi pernah terperosok dilangit-langit rumah mereka.

Kegembiraan Laura dan keluarga kemudian terasa lengkap ketika akhirnya mereka dapat pindah ke sebuah rumah yang walaupun kecil namun merupakan rumah sungguhan dan bukan rumah yang berada dibawah tanggul sungai lagi. Dan karena kota terdekat hanya berjarak dua setengah mil maka Laura dan Marypun kemudian pergi bersekolah untuk pertama kalinya. Di sekolah inilah mereka kemudian mengenal Nellie Oleson yang dikemudian hari selalu bermusuhan dengan Laura.

Nellie Oleson selalu mengejek Laura sebagai gadis desa dan ia selalu menyombongkan dirinya sebagai gadis kota yang kaya karena ayahnya memiliki toko di kota. Walau Laura sering dibuat kesal dengan ejekan Nellie namun ia begitu gembira ketika diundang pada pesta ulang tahun Nellie. Ketika Laura kemudian mengadakan pesta dirumahnya maka iapun mengundang Nellie dan memakai momen tersebut untuk balas dendam dan mengerjai Nellie di sungai.

Kehidupan di padang rumput tetap bukan merupakan hal yang mudah buat Laura dan keluarganya. Berbagai cobaanpun harus mereka hadapi seperti ketika kawanan belalang menghancurkan panenan mereka sehingga memaksa Pa harus bekerja ke tempat yang sangat jauh dari rumah. Cobaan lain adalah ketika Pa terjebak dalam badai salju yang dahsyat ketika ia pergi ke kota untuk mengambil hadiah natal.


Sumber : http://id.shvoong.com/books/novel-novella/2358283-di-tepi-sungai-plum/

(Tulis sendiri review/ringkasan buku-buku favorit anda dan dapatkan dollar sebagai bayarannya, buruan gabung. Klik http://www.shvoong.com/aff-BAA59/)


Review Buku Anak Tani By Laura Ingalls Wilder

Diposting oleh yamiyummy | Minggu, Februari 24, 2013 | | 0 komentar »


Versi Shvoong dapat dilihat di http://bit.ly/123sGvL


Buku ketiga dari seri Rumah kecil ini menceritakan masa kecil dari Almanzo Wilder yang dikemudian hari menjadi suami dari Laura Ingalls Wilder.

Almanzo Wilder tidak berkelana sebagai perintis seperti Laura Ingalls karena ayahnya telah memiliki tanah sendiri di Negara bagian New York. Walaupun demikian Almanzo dan ketiga saudaranya tetap harus bekerja keras karena mereka memiliki ternak dan ladang yang harus diurus sepanjang tahun. Mereka hanya pergi ke sekolah bila tidak ada pekerjaan penting yang harus diselesaikan di pertanian mereka.

Buku ini menceritakan bagaimana Almanzo dan ketiga saudaranya menghabiskan waktu mereka dengan membajak dan menyebar benih, menuai dan menggebuk gandum, merawat ternak mereka yang jumlahnya begitu banyak, memerah susu, bergegas memanen semua hasil ladang sebelum musim dingin tiba. 

Walau harus bekerja keras sepanjang waktu namun ada juga saat dimana Almanzo dapat menikmati kegembiraan seperti waktu ia mengolok-olok ayahnya untuk bergurau saat mencukur biri-biri, pergi ke pekan raya, pesiar di hari natal serta menikmati seminggu yang menyenangkan waktu kedua orang tua mereka berlibur dan meninggalkan keempat anak mereka sendirian di perladangan melakukan apa saja yang mereka sukai.

Almanzo sendiri selalu menyimpan harapan bahwa segera setelah ia menguasai semua pekerjaan di perladangan ia akan diberi seekor anak kuda untuk dijinakkannya sendiri karena ia bosan harus menjinakkan sapi. Dan diakhir buku ini Almanzo mendapatkan kejutan dari sang ayah berupa seekor kuda yang bernama Cahaya Bintang untuk dilatihnya.



(Tulis sendiri review/ringkasan buku-buku favorit anda dan dapatkan dollar sebagai bayarannya, buruan gabung. Klik http://www.shvoong.com/aff-BAA59/)


Versi Shvoong dapat dilihat di http://bit.ly/XtIeo4
Versi Terjemahan http://bit.ly/XMffZP
 


Buku ini merupakan lanjutan dari buku Rumah Kecil Di Rimba Besar dalam Seri Rumah Kecil yang menceritakan masa kecil dari Laura Ingalls Wilder. Selama bertahun-tahun ia dan keluarganya tinggal di rumah kecil yang berada di rimba besar, Wisconsin. Ketika Pa merasa rimba besar telah penuh sesak maka ia memutuskan untuk membawa keluarganya pindah dari rimba besar menuju barat.

Pa menjual rumah kecil mereka yang terbuat dari balok kayu dan membuat sebuah gerobak beratap kain kanvas. Laura dan keluarganyapun menghabiskan perjalanan panjang mereka di atas gerobak tersebut pindah ke daerah Indian. Dari daerah Wisconsin mereka menempuh perjalanan yang sangat jauh ke daerah Oklahoma. Di daerah baru inilah Pa membuat sebuah rumah kecil di tengah padang rumput.

Kehidupan di padang rumput tidaklah mudah buat Laura dan keluarganya. Sepanjang tahun penuh Ma, Pa, Mary dan Laura bekerja keras mencurahkan segenap tenaga dan pikiran mereka pada tanah serta rumah kecil mereka yang kecil dan nyaman. Pa membangun rumah kecil untuk keluarganya dengan dibantu Ma. Namun sebuah kecelakaan membuat Ma tak lagi bisa membantu Pa. Disaat itulah muncul Tn Edwards yang membantu mereka membangun rumah. Tak hanya itu, kelak Tn Edwards bahkan rela mempertaruhkan nyawanya menyebrangi sungai Verdigris yang sedang banjir dimalam natal hanya untuk memberikan hadiah natal yang membuat Laura dan Mary sangat bahagia.

Kehidupan Laura dan keluarganya terusik karena ternyata tanah yang mereka tinggali termasuk daerah milik orang-orang Indian dan akhirnya pemerintah mengharuskan mereka meninggalkannya. Walau sedih namun Laura dan keluarga akhirnya meninggalkan rumah kecil mereka di padang rumput dan kembali bertualang menuju barat dengan gerobak beratap kain kanvas.



(Tulis sendiri review/ringkasan buku-buku favorit anda dan dapatkan dollar sebagai bayarannya, buruan gabung. Klik http://www.shvoong.com/aff-BAA59/)

Review Buku Rumah Kecil Di Rimba Besar By Laura Ingalls Wilder

Diposting oleh yamiyummy | Rabu, Februari 20, 2013 | | 0 komentar »


Versi Shvoong dapat dilihat di http://bit.ly/XO0IyF
Versi Terjemahan http://bit.ly/ZRZ9Ul


Buku-buku dalam Seri Rumah Kecil merupakan buku-buku yang menceritakan kehidupan Laura Ingalls Wilder. Seri Rumah Kecil terdiri atas 11 buku dan Rumah Kecil Di Rimba Besar merupakan buku pertama dalam seri tersebut.

Laura Ingalls Wilder lahir tahun 1876 disebuah rumah kecil dari balok kayu di pinggir daerah rimba besar Wisconsin. Ia tinggal bersama ayah dan ibunya yang ia panggil Pa dan Ma beserta kakaknya, Mary, dan adiknya, Carrie.  Mereka tinggal terpencil jauh dari permukiman. Mereka hidup dari hasil swasembada yaitu dari gandum yang ditanam di celah-celah tebangan kayu dan juga dari hewan, burung atau ikan yang ditangkap oleh Pa. Mereka biasa mengawetkan daging-daging yang mereka dapatkan dengan garam dan diasap kemudian disimpan untuk persediaan di musim dingin.

Dalam buku perdana ini banyak diceritakan masa kecil Laura yang ia habiskan dalam rimba besar dengan berbagai macam peristiwa yang dihadapinya seperti menghabiskan siang dan malam di musim dingin, dimana ia dan keluarganya hanya bisa terkurung dalam rumah kecil mereka yang hangat dan penuh dengan semua persediaan makanan yang mereka butuhkan karena Pa dan Ma telah mempersiapkan dengan baik semuanya sebelum musim dingin tiba. Walau tinggal terasing dalam rimba besar namun Laura tetap dapat menikmati kegembiraan ketika berkumpul bersama sanak famili terutama saat natal tiba, menikmati pesta dansa yang menyenangkan di rumah kakek, membuat gula dan juga saat mereka memiliki kesempatan pergi ke kota untuk pertama kalinya.



(Tulis sendiri review/ringkasan buku-buku favorit anda dan dapatkan dollar sebagai bayarannya, buruan gabung. Klik http://www.shvoong.com/aff-BAA59/)



Versi Shvoong dapat dilihat di http://bit.ly/UGr4nm


Matematika adalah pelajaran yang seringkali membuat anak-anak kesulitan. Matematika memang tidak mudah namun kita dapat membuatnya menjadi menyenangkan. Salah satu hal yang bisa membuat anak-anak senang dengan matematika adalah kebebasan mereka bereksperimen dengan matematika tersebut. Untuk membuat anak-anak bisa bereksperimen tentu anak-anak harus kaya akan metode.

Untuk berhitung saat ini kita mengenal banyak metode dan pada dasarnya semua metode baik dan semua anak berhak untuk mempelajari metode-metode yang ada sehingga mereka kaya akan suatu cara. Dengan memiliki banyak cara maka bila anak-anak menemui kesulitan dengan satu cara maka mereka dapat menggunakan cara lain untuk menyelesaikannya.

Buku yang disusun oleh Septi Peni Wulandani ini berisi salah satu metode berhitung (operasi KaBaTaKu (kali-bagi-tambah-kurang)) dengan metode jari sehingga lebih populer dengan nama Jarimatika. Metode yang satu ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan metode lain yaitu alatnya tidak perlu dibeli karena sudah dianugerahkan oleh Yang Maha Kuasa, tidak memberatkan memori otak dengan bayangan serta alat hitungnya tidak akan pernah ketinggalan ataupun disita saat sedang ulangan atau tes.

Dalam buku ini akan ditemukan keajaiban jari tangan kita. Dulu kita berhitung dengan jari tangan hanya bisa sampai bilangan 10 saja sehingga para ahli menyarankan untuk tidak mengenalkan konsep berhitung dengan menggunakan jari karena bila telah menggunakan angka 10 ke atas maka akan menyebabkan kesulitan.
Jarimatika yang diperkenalkan oleh Septi Peni Wulandani ini memungkinkan kita menggunakan jari-jari tangan kita untuk melakukan operasi tambah kurang lebih dari 10 bahkan sampai ratusanpun kita masih bisa menggunakan kesepuluh jari-jari kita.

Dengan metode ini diharapkan anak-anak menjadi akrab dengan matematika khususnya untuk operasi penambahan dan pengurangan.


(Tulis sendiri review/ringkasan buku-buku favorit anda dan dapatkan dollar sebagai bayarannya, buruan gabung. Klik http://www.shvoong.com/aff-BAA59/)


Versi Shvoong dapat dilihat di http://bit.ly/WVFKPK

Masalah yang biasa dijumpai pada anak usia TK adalah membaca. Banyak orang tua yang mengeluh betapa sulitnya mengajar anak mereka membaca bahkan sampai ada yang kehilangan kesabaran sehingga proses belajar membaca yang seharusnya menyenangkan menjadi sesuatu yang memberatkan baik untuk anak maupun bagi orang tua atau guru pengajar.

Sebenarnya mengajar membaca tidak jauh berbeda dengan mengajar anak berjalan dan berbicara. Dalam hal ini sangat dibutuhkan rangsangan-rangsangan sejak dini serta kesabaran dan ketelatenan dari guru dan orang tua. Cara yang paling tepat dan menyenangkan bagi anak tentunya dengan mengajari mereka melalui metode permainan.

Buku yang disusun oleh Septi Peni Wulandari ini berisi panduan praktis mengajar membaca berikut metode-metode permainannya yang menggunakan kartu abaca-baca. Melalui buku ini penyusun mengajak para orang tua atau guru mengajar membaca dengan cara yang menyenangkan sehingga anak-anak pasti akan menyukainya.

Dengan mengedepankan prinsip “having fun” dalam pelajaran membaca maka anak akan diajak belajar membaca dengan metode yang sangat mudah. Buku ini berisi gambar-gambar yang berwarna-warni dengan kartu abaca-baca yang bisa dimainkan untuk mengenalkan huruf-huruf pada anak-anak. Untuk membuat anak cepat membaca maka anak tidak disarankan untuk mengeja huruf demi huruf namun langsung mengucapkan per suku kata. Selain itu prinsip belajarnya juga mengutamakan metode porsi kecil tetapi sering atau kontinyu sehingga anak tidak cepat bosan.



(Tulis sendiri review/ringkasan buku-buku favorit anda dan dapatkan dollar sebagai bayarannya, buruan gabung. Klik http://www.shvoong.com/aff-BAA59/)



Versi Shvoong dapat dilihat di http://bit.ly/YsGwQA




Aplikasi perca merupakan seni merangkai potongan-potongan kain menjadi sebuah gambar dengan cara ditempelkan kemudian disulam tangan. Keunikannya terletak pada perpaduan bermacam warna dan corak bahan yang digunakan sehingga kreasi sulam perca tak hanya artistik namun juga ekslusif dan memiliki sentuhan personal.

Aplikasi perca dapat diaplikasikan pada kamar anak-anak. Tampilan kamar anak-anak akan menjadi lebih menarik karena bed cover atau selimutnya diberi sentuhan aplikasi yang temanya disesuaikan dengan karakter atau hobi mereka. Dengan pengaturan warna yang cerah khas anak-anak tidak hanya membuat suasana menjadi lebih meriah namun juga dapat membantu merangsang kecerdasan otak dan kreativitas anak.

Buku ini berisi panduan bagi para pembacanya untuk menghasilkan kerajinan tangan sulam perca yang unik, lucu dan cantik. Panduan yang terdiri dari pengenalan teknik mengaplikasikan perca, teknik menyulam, pengenalan alat dan bahan yang digunakan, kumpulan pola serta beberapa galeri aneka aplikasi sulam perca unik dan kreatif.

Buku ini juga dilengkapi dengan galeri foto hasil kerajinan sulam perca yang diaplikasikan pada bed cover, selimut, playmat, cushion, tas, baby bumper box, nursing cover, bandana, jepit rambut, celemek, dompet, cover book dan lain-lain.

Pembaca selain dapat mempraktekkannya untuk mempercantik tampilan kamar anak-anaknya juga dapat menjadikan buku ini pedoman untuk menjadikan sulam perca sebagai sebuah peluang usaha yang menjanjikan. 




(Tulis sendiri review/ringkasan buku-buku favorit anda dan dapatkan dollar sebagai bayarannya, buruan gabung. Klik http://www.shvoong.com/aff-BAA59/)