Dear my blog reader,

Dulu saya dan seperti kebanyakan orang lainnya pasti menganggap bisnis itu sesuatu hal yang amat sulit. Butuh modal besar, butuh tempat usaha yang strategis, butuh banyak pegawai, butuh skill yang memadai, butuh pembukuan dan administrasi yang jelimet, butuh ini butuh itu sampai-sampai baru membayangkan saja sudah down duluan.

Ketika berkecimpung di milist TDA atau Tangan Di Atas, saya mendapatkan sebuah pencerahan (walaupun kami bukan anggota Illuminati lho hehe). Bergabung dengan milist ini membuka peluang saya berkenalan dengan begitu banyak pengusaha dari berbagai bidang, bisa menghadiri berbagai seminar dengan harga yang relatif murah dan bisa mendapat begitu banyak ilmu beserta kiat-kiat bisnis yang belum pernah saya ketahui sebelumnya.

Ketika pertama kali bergabung dengan sebuah kelompok Master Mind di TDA Bekasi (Master Mind adalah sebuah kelompok kecil beranggotakan beberapa orang yang memiliki latar belakang usaha yang berbeda yang selalu bertemu untuk sharing bisnis secara berkala), saya baru saja merintis usaha kue online dan furniture rotan sintetis saya. Ketika pertama kali sharing, jujur saya merasa rendah diri karena teman-teman lain sudah mapan dengan usaha mereka masing-masing, sudah mulai sampai pada tahap pemantapan Branding, sudah beromzet yang bikin saya membelalakkan mata saking kaget dan juga iri tentunya hihihi, bahkan mereka sudah fasih membicarakan soal Adsense, Adwords atau saing-saingan beriklan di detik.com. Walah...orang-orang sudah ke bulan, saya masih aja keliyengan di bumi xixixi...

Tapi apalah gunanya bermastermind kalo gag ketularan ilmunya barang sedikit yak ? Nah mulailah saya merapalkan mantera ajian serat jiwa eh salah ajian serap ilmu supaya ilmu para suhu di dunia bisnis Indonesia ini bisa saya serap dan bikin saya sukses, someday....

Khusus buat para my blog reader saya kasih bocoran tips dan trik mereka ya soalnya saya pernah janji dulu dipostingan sebelumnya (ssst jangan bilang siapa-siapa ya soalnya ini rahasia hehehe)..

My blog reader tertjintah, ini ada beberapa tips 'n trik untuk memulai sebuah usaha, mudah2an bermanfaat ya :

1. Mulailah bisnis dari sesuatu yang kita cintai atau merupakan hobi kita dan apabila bisnis yang sedang kita jalankan bukanlah sesuatu yang kita cintai atau bukan hobi kita maka mulailah mencintainya. Dengan cinta kita akan mampu melakukan hal-hal yang kadang begitu fantastis bahkan 'out of the box'. Dengan cinta semua kesulitan yang menghadang, semua rintangan yang menghalang dan berjuta cobaan yang menggoda akan bisa kita hadapi dan menjadikan kita semakin kuat.
2. Nikmatilah prosesnya. Bisnis bukan cara menjadi kaya secara instan lho, my blog reader. Kecuali sih kalau orang tua kita memang konglomerat yang memang sudah sukses berbisnis, itu sih lain soal. Jadi nikmatilah proses ketika kita memulai sang bisnis, mengembangkannya tahap demi tahap, menikmati baik ketika bisnis sedang merambat naik ataupun juga menikmatinya tatkala bisnis sedang jalan di tempat atau bahkan sekarat. Banyak orang yang tak sabar dengan proses tersebut sehingga memilih berbisnis waralaba dengan harapan langsung menjaring profit tanpa bersusah payah memulai bisnis baru dari nol. Eits jangan salah, berbisnis waralabapun butuh proses dan tetap harus kita nikmati prosesnya.
3. Bisnis bukan berarti berapa keuntungan yang akan kita peroleh namun lebih condong pada berapa kerugian yang sanggup kita tanggung. Yup, kadang ketika memulai bisnis kita sibuk menghitung-hitung kapan BEP, berapa margin profit yang akan kita raih, terus mengkhayal bisnis akan segera berkembang dalam waktu singkat dan menggurita ke berbagai bidang, sibuk mengkhayal sampai bulan sehingga lupa berpijak pada bumi, pada realita bahwa diseberang kesuksesan menunggu dengan sangat sabar sebuah kegagalan yang akan menguji kesabaran, keuletan, ketabahan dan bahkan menguji iman kita. Namun bila kita bisa menjalaninya tentunya bisnis kita akan naik ke level yang lebih tinggi. Teman-teman TDA saya tak pernah menyebut bisnis mereka rugi ketika mengalami kerugian namun diganti dengan kata 'belum untung' hehehe.
4. Tetapkan produk unggulan yang akan kita jual. Ok kita akan memulai sebuah bisnis, namun pertanyaan pertama adalah kita mau jualan apa ? Produk adalah sesuatu yang akan kita jual pada konsumen kita, tak hanya berupa barang namun juga berupa jasa. Baik yang bentuknya Tangible goods ataupun Intangible goods. Nah apaan lagi tuh ??? Tangible Goods itu adalah kalau kita menjual barang-barang yang bentuknya nyata atau ada wujudnya(bisa kita sentuh gitu atau bahasa kerennya Tangible means capable of being touched). Contohnya buku, pulpen, kue, meja, kursi dsb dan kalau kita berbisnis online kita pasti juga akan menggunakan jasa delivery untuk mengantarkan pesanan tangible goods ini pada konsumen kita. Kalau Intangible goods itu ya products that cannot be seen or touched atau sesuatu barang yang gag bisa kita sentuh atau lihat tapi bisa kita jual contohnya alunan musik, domain name. jadi pada dasarnya banyak banget produk yang bisa kita jual dan menghasilkan profit buat kita. Nah kalau yang kita jual merupakan produk yang juga banyak dijual oleh orang lain maka kita harus memiliki pembeda/diferensiasi contohnya pecel lele lela yang mengemas lelenya dengan sentuhan yang berbeda sehingga walau ada begitu banyak penjual pecel lele namun ia punya ciri khas yang mengungguli para pedagang pecel lele lainnya.
5. Jadi Pioneer atau follower ya ??? Tahu Softex kan ?? Hehe para wanita pasti akrab dengan benda yang satu ini. Coba simak percakapan di bawah ini :
"Bu beli softex dong. Aduh tiba-tiba dapet nih mana lagi gag bawa softex lagi" Seorang perempuan berkata pada seorang penjual disebuah warung di pinggir jalan.
"Ada Neng. Mau yang merk apa ? Laurier atau Charm ? Yang isi berapa ? Yang satuan aja atau yang isi 10 ?" Sang penjual yang tadinya terkantuk-kantuk segera menyambut dengan antusias sang pembeli dengan menawarkan produk pembalut wanita yang ada di warungnya.
"Yang Charm isi 10 aja deh, Bu. Sekalian buat persediaan."
Sang penjual mengangsurkan barang yang dimaksud oleh sang pembeli dan sejurus kemudian transaksi jual belipun terjadi.
Eits ini bukan novel yak ??? Saya cuma mau ngasih gambaran aja betapa branding suatu produk kadang melekat begitu kuat dibenak konsumen sehingga untuk menyebut suatu barang katakanlah pembalut wanita atau baby diapers kita pasti akan langsung menyebut merknya walaupun yang kita maksud kadang bukan merk tersebut. Contohnya ya itu tadi mau beli softex merk Charm, aneh kan hihihi....
Nah persoalan menjadi pioneer atau follower itu tetap dikembalikan pada pelaku bisnis masing-masing. Sebagai pioneer tentu kita memiliki keunggulan brand kita tertancap kuat di benak konsumen walaupun bukan berarti sebagai pioneer kita akan lantas memenangkan hati konsumen kita karena bila tak pandai menjaga eksistensi produk maka produk kita hanya tinggal sekedar nama pengganti tapi bukan menjadi pilihan utama bagi konsumen untuk menggunakannya. Jadi follower pun ternyata susah-susah gampang. Yang paling sering terjadi di Indonesia adalah kecenderungan pelaku bisnis untuk menjual produk yang saat itu sedang booming. Contohnya ketika booming burger maka ada begitu banyak orang yang menjual burger dengan berbagai merk dan berbagai 'packaging'. Ketika pisang pontianak sedang naik daun maka ada banyak orang yang berbondong-bondong ikut menjual produk sejenis dengan harapan akan mengais keuntungan dari sebuah trend kuliner. Belum lagi ayam krispi, donat baik yang ala J Co maupun donat kentang, dsb dsb mungkin my blog reader bisa menambahkannya sendiri.
Suatu hari saya menghadiri seminar yang diadakan di sebuah Resto milik Bp. Wahyu Saidi sang pemiliki Bakmi Tebet. Ia mengisahkan perjalanan bisnisnya hingga memiliki begitu banyak cabang di mana-mana. Ia sendiri mengaku hanya sebagai follower Bakmi GM lantaran ia tidak berhasil membeli Franchise Bakmi GM sehingga ia akhirnya mengembangkan merk sendiri dan nyatanya sebagai follower ia sangat sangat berhasil.
6. Inovation is a must. Kalau kita 'terpaksa' hanya menjadi seorang follower maka jangan mengambil prinsip ATSP atau Amati, Tiru, Sama Persis tapi cobalah menjadi ATM atau Amati Tiru Modifikasi. Inovasi adalah suatu keharusan dalam bisnis apapun. Dengan terus berinovasi konsumen akan selalu 'ngeh' dengan eksistensi usaha kita. Walau hanya sebagai follower, kita tetap harus kreatif sehingga kreativitas kita akan menjadi faktor pembeda dari produk sejenis lainnya.
My blog reader pernah dengar kripik Mak Icih ? Kripik yang dijual sebenarnya sama saja dengan kripik singkong pada umumnya namun sang penjual membuat inovasi dengan menjual kripik yang memiliki level kepedasan yang berbeda-beda dan mengemas strategi marketing lewat social media Twitter dimana mereka mengumumkan lokasi jualan mereka hari itu (yang biasanya menggunakan mobil dan parkir di suatu tempat tertentu) lewat kicauan mereka di Twitter. So jualan sederhana namun bikin orang penasaran kan ?

Hmm saya rasa cukup dulu ya my blog reader. Saya takut kalau terlalu panjang kalian nanti jadi males baca dan jadi bosan dengan diary online saya ini. Tapi saya harap nggak ya soalnya masih banyak banget hal-hal penting yang terkait dengan rahasia bisnis yang pengen saya share sama kalian. Next time yaaa....

0 komentar

Posting Komentar