Dear my blog reader,

Hari ini saya mau melanjutkan tips2 gimana caranya memulai sebuah bisnis berdasarkan pengalaman dan juga sharing yang saya dapatkan dari para pakar entrepreneur di komunitas bisnis TDA.

7. Bergabung dengan komunitas. Tau nggak my blog reader kalau sebuah komunitas itu bisa mempengaruhi cara pandang kita terhadap sesuatu ? Tadinya saya sih gag percaya, tapi setelah saya bergabung dengan 2 milis yaitu milis NCC dan TDA saya memang berubah hampir 180 derajat. Dulu saya mana kepikiran buat bisnis kue online dan offline ? Dulu mana pede saya menawarkan produk furniture saya ke banyak restoran, hotel, cafe dll. Dan walau saya punya impian ingin menjadi seorang wira usaha saya nggak pernah membayangkan ternyata jalan saya akan seperti sekarang ini. Setelah bergabung dengan komunitas kuliner di Natural Cooking Club alias NCC saya jadi belajar banyak banget hal2 seputar dunia per-bakingan dan seluruh aspek yang terkait di dalamnya seperti teknik baking yang baik dan benar, packaging, promosi, trend kue yang sedang in, masalah complaint customer, info dapur dsb. Jujur my blog reader saya sebenarnya tidak merasa jago masak dan baking tapi saya adalah orang yang selalu ingin belajar dan mengasah kemampuan saya di dunia kuliner. Saya juga tidak pernah kursus lho. Terus terang karena dari dulu saya biasa hidup susah maka saya terbiasa belajar secara OTODIDAK. Dan kebiasaan ini terus saya jalankan hingga kini. Memang enak ya kalau bisa kursus dan mendapat ilmu langsung dari sang pakar beneran, tapi kalau melihat biayanya saya jadi mundur deh hehehe bukan karena gag punya uang tapi kayaknya daripada buat biaya kursus saya lebih suka mengalihkan uangnya untuk membeli peralatan baking seperti membeli loyang, oven, mixer, peralatan dekor kue seperti fondan mat, fondant ejector dsb. Media belajar bisa saya dapatkan melalui buku2 masak, sharing dengan teman2 di milis, browsing via internet dan you tube. Nah kalau mau mengikuti jejak saya ini kalian mesti punya dan harus mau meluangkan waktu serta mesti punya kesabaran dan ketelatenan yang ekstra, karena sekali lagi no pain no gain pals....
Komunitas Tangan Di Atas alias TDA juga memberi saya cara pandang yang berbeda terhadap dunia bisnis. Tadinya saya nggak bisa memulai bisnis karena faktor keterbatasan modal tapi ternyata dengan modal terbataspun memulai usaha bukanlah suatu hal yang mustahil asalkan kita memang punya tekad yang kuat dan dibarengi dengan kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas.
8. Profesional. Walaupun usaha yang kita jalankan hanyalah usaha berskala rumahan namun sikap profesional tetap harus dikedepankan. Dengan terbiasa bersikap profesional maka ketika usaha kita merambat naik sikap itu telah menjadi suatu kebiasaan dan akan memberi dampak yang sangat positif terhadap image usaha kita. Profesional disini lebih pada kecondongan sikap dimana kita sebagai pelaku bisnis senantiasa mengasah dan melatih kemampuan kita sehingga kita menjadi ahli atau pakar dalam suatu bidang tertentu. Contohnya sebagai seorang home baker maka saya harus senantiasa melatih kemampuan saya dalam bidang baking dan cake decorating supaya saya menjadi ahli dalam bidang ini dan bisa terus eksis dalam usaha saya meski di luar sana ada ribuan atau bahkan jutaan kompetitor yang juga memiliki jenis usaha yang sama dengan saya.
9. On Line Vs Off Line. My blog reader, mungkin kita saat ini termasuk orang yang beruntung karena bisa hidup dalam era informasi dimana dunia serasa tak berjarak dan kita bisa terus berhubungan atau mengakses informasi tanpa harus keluar rumah, sesuatu yang dulu mungkin hanya sebatas wacana saja. Kemajuan tekhnologi telah membuat sebuah revolusi dalam dunia usaha sehingga siapa saja kini bisa memulai sebuah usaha walau tak memiliki tempat usaha seperti toko/restaurant/kios/ruko dsb. Dulu kalau mau jualan pasti mesti memikirkan dimana tempatnya ? Strategis atau tidak ? Berapa sewanya perbulan ? Berapa biaya operasional yang mesti dikeluarkan untuk membayar sewa listrik, air, telepon, gaji karyawan, iuran sampah dan keamanan ? Berapa biaya promosi yang mesti dikeluarkan untuk mencetak spanduk dan brosur ? Bagaimana bila suatu saat dimana usaha telah berkembang pesat tetapi tiba2 lokasi usaha digusur atau pihak penyewa tiba2 tak lagi mau menyewakan tempatnya ? Nah pertanyaan2 seperti itulah yang kadang membuat kita down duluan. Namun kini segalanya berbeda. Anda bisa berjualan meski tak punya toko, meski tak punya pegawai, meski lokasi anda sama sekali tak strategis, meski anda berada di ujung barat Indonesia anda bisa menjual produk anda pada orang di sebelah timur Indonesia atau bahkan di belahan dunia lainnya. Anda bahkan tak perlu pusing memikirkan biaya operasional karena anda bisa punya 'toko' secara gratis di dunia maya. Yup selamat datang di dunia on line....Kini kita bisa punya punya usaha apapun yang kita inginkan dengan modal cekak, my blog reader. Bila anda suka memasak atau bikin kue, jualah produk andalan anda sekarang juga. Bila anda tak punya fasilitas komputer dan internet di rumah, saat ini ada begitu banyak warnet yang menawarkan tarif yang lumayan murah. Bukalah sebuah toko untuk menjual produk anda. Bila punya dana lebih belilah sebuah domain dan hosting, namun bila modal anda benar2 terbatas maka manfaatkanlah yang gratisan seperti blogspot, multiply, wordpress, facebook atau twitter untuk menjual produk anda. Pajanglah foto2 yang menarik supaya calon customer terpikat. Tak perlu menyewa fotografer profesional atau menggunakan kamera DSLR untuk itu, cukup gunakan kamera apa saja yang anda punya meski cuma kamera dari HP dan manfaatkan jasa Photoshop untuk memoles hasil foto anda supaya lebih 'kinclong'. Saya adalah salah seorang yang telah memanfaatkan jasa blogspot selama 3 tahun ini untuk menjual produk kue saya dan Alhamdulillah saya bisa mewujudkan mimpi saya punya usaha walau dengan modal yang amat terbatas.


Namun bila anda memang punya dana yang cukup untuk memulai usaha tak ada salahnya anda mengkombinasikan usaha anda dengan membuka toko offline juga alias punya toko sungguhan dimana customer yang melihat web anda dan tertarik ingin membeli namun ingin melihat secara langsung produk anda maka mereka bisa datang ke toko offline tersebut. Memang untuk membuka sebuah toko offline biayanya sangat besar dan butuh biaya overhead yang cukup lumayan.
10. Promosi, promosi dan promosi. Yup tak ada usaha yang bisa berjalan dan dikenal orang bila kita tak memperkenalkannya. Promosi adalah suatu keharusan dan saat ini untuk mempromosikan usaha ada begitu banyak cara baik yang murah atau mahal, yang efektif dan efisien atau yang butuh biaya dan tenaga yang besar. Ada banyak media yang bisa kita manfaatkan untuk mempromosikan usaha kita yaitu : melalui spanduk, brosur, leaflet, iklan di media cetak atau elektronik, melalui social media semisal facebook dan twitter, iklan baris, milis, dsb.

Nah my blog reader semoga apa yang saya sharing ada manfaatnya bagi kita semua. Bila ada yang kurang berkenan saya minta maaf karena saya juga masih dalam tahap belajar berbisnis. Semoga usaha yang kita lakukan tak hanya memberi manfaat bagi kita semata namun juga bisa bermanfaat bagi orang lain. Aamiin.



Dear my blog reader,

Dulu saya dan seperti kebanyakan orang lainnya pasti menganggap bisnis itu sesuatu hal yang amat sulit. Butuh modal besar, butuh tempat usaha yang strategis, butuh banyak pegawai, butuh skill yang memadai, butuh pembukuan dan administrasi yang jelimet, butuh ini butuh itu sampai-sampai baru membayangkan saja sudah down duluan.

Ketika berkecimpung di milist TDA atau Tangan Di Atas, saya mendapatkan sebuah pencerahan (walaupun kami bukan anggota Illuminati lho hehe). Bergabung dengan milist ini membuka peluang saya berkenalan dengan begitu banyak pengusaha dari berbagai bidang, bisa menghadiri berbagai seminar dengan harga yang relatif murah dan bisa mendapat begitu banyak ilmu beserta kiat-kiat bisnis yang belum pernah saya ketahui sebelumnya.

Ketika pertama kali bergabung dengan sebuah kelompok Master Mind di TDA Bekasi (Master Mind adalah sebuah kelompok kecil beranggotakan beberapa orang yang memiliki latar belakang usaha yang berbeda yang selalu bertemu untuk sharing bisnis secara berkala), saya baru saja merintis usaha kue online dan furniture rotan sintetis saya. Ketika pertama kali sharing, jujur saya merasa rendah diri karena teman-teman lain sudah mapan dengan usaha mereka masing-masing, sudah mulai sampai pada tahap pemantapan Branding, sudah beromzet yang bikin saya membelalakkan mata saking kaget dan juga iri tentunya hihihi, bahkan mereka sudah fasih membicarakan soal Adsense, Adwords atau saing-saingan beriklan di detik.com. Walah...orang-orang sudah ke bulan, saya masih aja keliyengan di bumi xixixi...

Tapi apalah gunanya bermastermind kalo gag ketularan ilmunya barang sedikit yak ? Nah mulailah saya merapalkan mantera ajian serat jiwa eh salah ajian serap ilmu supaya ilmu para suhu di dunia bisnis Indonesia ini bisa saya serap dan bikin saya sukses, someday....

Khusus buat para my blog reader saya kasih bocoran tips dan trik mereka ya soalnya saya pernah janji dulu dipostingan sebelumnya (ssst jangan bilang siapa-siapa ya soalnya ini rahasia hehehe)..

My blog reader tertjintah, ini ada beberapa tips 'n trik untuk memulai sebuah usaha, mudah2an bermanfaat ya :

1. Mulailah bisnis dari sesuatu yang kita cintai atau merupakan hobi kita dan apabila bisnis yang sedang kita jalankan bukanlah sesuatu yang kita cintai atau bukan hobi kita maka mulailah mencintainya. Dengan cinta kita akan mampu melakukan hal-hal yang kadang begitu fantastis bahkan 'out of the box'. Dengan cinta semua kesulitan yang menghadang, semua rintangan yang menghalang dan berjuta cobaan yang menggoda akan bisa kita hadapi dan menjadikan kita semakin kuat.
2. Nikmatilah prosesnya. Bisnis bukan cara menjadi kaya secara instan lho, my blog reader. Kecuali sih kalau orang tua kita memang konglomerat yang memang sudah sukses berbisnis, itu sih lain soal. Jadi nikmatilah proses ketika kita memulai sang bisnis, mengembangkannya tahap demi tahap, menikmati baik ketika bisnis sedang merambat naik ataupun juga menikmatinya tatkala bisnis sedang jalan di tempat atau bahkan sekarat. Banyak orang yang tak sabar dengan proses tersebut sehingga memilih berbisnis waralaba dengan harapan langsung menjaring profit tanpa bersusah payah memulai bisnis baru dari nol. Eits jangan salah, berbisnis waralabapun butuh proses dan tetap harus kita nikmati prosesnya.
3. Bisnis bukan berarti berapa keuntungan yang akan kita peroleh namun lebih condong pada berapa kerugian yang sanggup kita tanggung. Yup, kadang ketika memulai bisnis kita sibuk menghitung-hitung kapan BEP, berapa margin profit yang akan kita raih, terus mengkhayal bisnis akan segera berkembang dalam waktu singkat dan menggurita ke berbagai bidang, sibuk mengkhayal sampai bulan sehingga lupa berpijak pada bumi, pada realita bahwa diseberang kesuksesan menunggu dengan sangat sabar sebuah kegagalan yang akan menguji kesabaran, keuletan, ketabahan dan bahkan menguji iman kita. Namun bila kita bisa menjalaninya tentunya bisnis kita akan naik ke level yang lebih tinggi. Teman-teman TDA saya tak pernah menyebut bisnis mereka rugi ketika mengalami kerugian namun diganti dengan kata 'belum untung' hehehe.
4. Tetapkan produk unggulan yang akan kita jual. Ok kita akan memulai sebuah bisnis, namun pertanyaan pertama adalah kita mau jualan apa ? Produk adalah sesuatu yang akan kita jual pada konsumen kita, tak hanya berupa barang namun juga berupa jasa. Baik yang bentuknya Tangible goods ataupun Intangible goods. Nah apaan lagi tuh ??? Tangible Goods itu adalah kalau kita menjual barang-barang yang bentuknya nyata atau ada wujudnya(bisa kita sentuh gitu atau bahasa kerennya Tangible means capable of being touched). Contohnya buku, pulpen, kue, meja, kursi dsb dan kalau kita berbisnis online kita pasti juga akan menggunakan jasa delivery untuk mengantarkan pesanan tangible goods ini pada konsumen kita. Kalau Intangible goods itu ya products that cannot be seen or touched atau sesuatu barang yang gag bisa kita sentuh atau lihat tapi bisa kita jual contohnya alunan musik, domain name. jadi pada dasarnya banyak banget produk yang bisa kita jual dan menghasilkan profit buat kita. Nah kalau yang kita jual merupakan produk yang juga banyak dijual oleh orang lain maka kita harus memiliki pembeda/diferensiasi contohnya pecel lele lela yang mengemas lelenya dengan sentuhan yang berbeda sehingga walau ada begitu banyak penjual pecel lele namun ia punya ciri khas yang mengungguli para pedagang pecel lele lainnya.
5. Jadi Pioneer atau follower ya ??? Tahu Softex kan ?? Hehe para wanita pasti akrab dengan benda yang satu ini. Coba simak percakapan di bawah ini :
"Bu beli softex dong. Aduh tiba-tiba dapet nih mana lagi gag bawa softex lagi" Seorang perempuan berkata pada seorang penjual disebuah warung di pinggir jalan.
"Ada Neng. Mau yang merk apa ? Laurier atau Charm ? Yang isi berapa ? Yang satuan aja atau yang isi 10 ?" Sang penjual yang tadinya terkantuk-kantuk segera menyambut dengan antusias sang pembeli dengan menawarkan produk pembalut wanita yang ada di warungnya.
"Yang Charm isi 10 aja deh, Bu. Sekalian buat persediaan."
Sang penjual mengangsurkan barang yang dimaksud oleh sang pembeli dan sejurus kemudian transaksi jual belipun terjadi.
Eits ini bukan novel yak ??? Saya cuma mau ngasih gambaran aja betapa branding suatu produk kadang melekat begitu kuat dibenak konsumen sehingga untuk menyebut suatu barang katakanlah pembalut wanita atau baby diapers kita pasti akan langsung menyebut merknya walaupun yang kita maksud kadang bukan merk tersebut. Contohnya ya itu tadi mau beli softex merk Charm, aneh kan hihihi....
Nah persoalan menjadi pioneer atau follower itu tetap dikembalikan pada pelaku bisnis masing-masing. Sebagai pioneer tentu kita memiliki keunggulan brand kita tertancap kuat di benak konsumen walaupun bukan berarti sebagai pioneer kita akan lantas memenangkan hati konsumen kita karena bila tak pandai menjaga eksistensi produk maka produk kita hanya tinggal sekedar nama pengganti tapi bukan menjadi pilihan utama bagi konsumen untuk menggunakannya. Jadi follower pun ternyata susah-susah gampang. Yang paling sering terjadi di Indonesia adalah kecenderungan pelaku bisnis untuk menjual produk yang saat itu sedang booming. Contohnya ketika booming burger maka ada begitu banyak orang yang menjual burger dengan berbagai merk dan berbagai 'packaging'. Ketika pisang pontianak sedang naik daun maka ada banyak orang yang berbondong-bondong ikut menjual produk sejenis dengan harapan akan mengais keuntungan dari sebuah trend kuliner. Belum lagi ayam krispi, donat baik yang ala J Co maupun donat kentang, dsb dsb mungkin my blog reader bisa menambahkannya sendiri.
Suatu hari saya menghadiri seminar yang diadakan di sebuah Resto milik Bp. Wahyu Saidi sang pemiliki Bakmi Tebet. Ia mengisahkan perjalanan bisnisnya hingga memiliki begitu banyak cabang di mana-mana. Ia sendiri mengaku hanya sebagai follower Bakmi GM lantaran ia tidak berhasil membeli Franchise Bakmi GM sehingga ia akhirnya mengembangkan merk sendiri dan nyatanya sebagai follower ia sangat sangat berhasil.
6. Inovation is a must. Kalau kita 'terpaksa' hanya menjadi seorang follower maka jangan mengambil prinsip ATSP atau Amati, Tiru, Sama Persis tapi cobalah menjadi ATM atau Amati Tiru Modifikasi. Inovasi adalah suatu keharusan dalam bisnis apapun. Dengan terus berinovasi konsumen akan selalu 'ngeh' dengan eksistensi usaha kita. Walau hanya sebagai follower, kita tetap harus kreatif sehingga kreativitas kita akan menjadi faktor pembeda dari produk sejenis lainnya.
My blog reader pernah dengar kripik Mak Icih ? Kripik yang dijual sebenarnya sama saja dengan kripik singkong pada umumnya namun sang penjual membuat inovasi dengan menjual kripik yang memiliki level kepedasan yang berbeda-beda dan mengemas strategi marketing lewat social media Twitter dimana mereka mengumumkan lokasi jualan mereka hari itu (yang biasanya menggunakan mobil dan parkir di suatu tempat tertentu) lewat kicauan mereka di Twitter. So jualan sederhana namun bikin orang penasaran kan ?

Hmm saya rasa cukup dulu ya my blog reader. Saya takut kalau terlalu panjang kalian nanti jadi males baca dan jadi bosan dengan diary online saya ini. Tapi saya harap nggak ya soalnya masih banyak banget hal-hal penting yang terkait dengan rahasia bisnis yang pengen saya share sama kalian. Next time yaaa....

Bisnis Recehan Yang Bermula Dari Cinta

Diposting oleh yamiyummy | Kamis, Oktober 27, 2011 | , , | 0 komentar »



Dear my blog reader.......

Hari ini saya sedang senang menulis. Kebetulan warung sedang sepi, si kakak sedang sekolah dan si ade sedang tidur.... so daripada main game terus saya fikir lebih baik menulis di blog.

Tahun 2008 adalah titik balik terbesar dalam kehidupan saya dimana saya dengan keputusan sendiri memilih resign dari kantor terakhir tempat saya bekerja. Alasan utama tentu karena anak yang semakin gencar membombardir saya dengan rengekan tak mau ditinggal bekerja lagi dan harus menghabiskan hari dengan asisten rumah tangga di rumah. Alasan kedua karena saya makin merasa betapapun kerasnya usaha saya memajukan perusahaan tempat saya bekerja tetap saja itu bukan perusahaan milik saya dan saya tidak akan menikmati hasil jerih payah saya lebih dari gaji dan THR. Jadi semakin keras saya bekerja dan membuat terobosan untuk kemajuan perusahaan pada akhirnya saya tetap hanya sebagai seorang pegawai biasa. Tak ada kesempatan untuk berkembang, tak ada kebebasan untuk melakukan perbaikan diberbagai lini dan harus membiarkan diri lebih lama terpasung oleh sederet aturan dan kebijakan perusahaan.

Tetapi saya tetap harus mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada semua orang yang pernah memberikan kesempatan pada saya untuk belajar di perusahaan-perusahaan mereka, memberikan kesempatan untuk memahami bagaimana menjalankan sebuah perusahaan beserta seluruh instrumen yang terkait didalamnya dan memberi saya peluang untuk mendapatkan pengalaman berharga yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya seperti perjalanan bisnis yang luar biasa, membangun network dengan orang-orang baru dan peluang untuk belajar banyak hal dalam beberapa bidang berbeda di luar disiplin ilmu saya sebelumnya.

Sebelum memutuskan untuk resign saya telah merintis bisnis kue online saya. Asal muasal bisnis kue inipun sebenarnya bermula dari hal yang tak saya sengaja. Terus terang saya selalu bermimpi untuk mempunyai bisnis sendiri tapi selalu terbentur dengan masalah modal dan kepercayaan diri untuk memulainya. Tapi tanpa saya sadari saya memulai lagi pola bisnis yang pernah saya lakoni sebelumnya ketika kecil yaitu bisnis yang bermula dari rasa cinta dari hal yang sederhana.

Awalnya adalah suatu hari seorang ibu yang tak saya kenal meminta bantuan saya untuk membeli 2 buah peralatan elektronik yang dimilikinya supaya ia bisa membayar kontrakan rumah. Karena kasihan saya lalu membeli salah satunya. Saya memahami walaupun uang saya terbatas tapi saya memiliki kemampuan untuk menolong ibu tersebut dan akhirnya saya membeli sebuah mixer buatan China miliknya seharga 150 ribu rupiah.

Waktu itu belum terpikir akan saya gunakan untuk apa mixer tersebut. Nah beberapa tahun kemudian saya sudah kembali bekerja di sebuah perusahaan. Disela-sela waktu bekerja saya ber-blog walking ria untuk mengatasi kejenuhan. Awalnya hanya mencari resep-resep masakan yang enak untuk dipraktekkan di rumah. Kemudian suatu hari saya menemukan sebuah blog yang memuat tentang kue ber-edible image alias kue yang memakai foto tetapi foto tersebut bisa dimakan alias edible. Wow saya penasaran banget.......


Saya akhirnya memesan edible image tersebut dan mencoba bereksperimen membuat sebuah kue ulang tahun pernikahan dengan kue tersebut. Waktu itu momen arisan yang kebetulan berbarengan dengan syukuran our wedding anniversary yang ke-5. Ternyata kue perdana saya sukses dan menuai pujian dari yang memakannya. Saya lalu pede membuat kue berikutnya.

Ide untuk menjual kue datang dari suami yang mengatakan kalau saya memiliki bakat dalam baking dan ia pulalah yang mengusulkan sebuah brand untuk dagangan saya ini yaitu YamiYummy. Awalnya ia selalu membuat joke dengan nama saya yang memang agak unusual. Asal tahu ya my blog reader, orang tua saya tercinta menamai ke empat anak2nya dengan pola yang sama yaitu Yadi Suryadi, Yani Suryani, Yanti Suryanti dan Yami Suryami. Saya tidak tahu apakah biar kelihatan kompak, biar kelihatan kalau kami berasal dari suku Sunda atau memang orang tua kehabisan ide waktu memberi nama anak2nya ? Ah entahlah. Yang pasti salah seorang teman selalu membuat plesetan panggilan nama saya dari kata Yummy sambil memainkan lidahnya yang menunjukkan arti lezat. Hmm okelah saya terima Brand itu; YamiYummy yang artinya semua yang lezat yang dihasilkan oleh Yami hehehe rada maksa gag sih ???

My blog reader, tanpa saya sadari saya sudah memulai bisnis saya. Saya akhirnya punya bisnis sendiri. Tahu nggak kalau bisnis itu layaknya seperti memiliki seorang anak. Ketika ide-ide bermunculan, silih berganti mengisi fikiran dan waktu yang kemudian berkumpul campur aduk bikin pusing kepala itu layaknya kita sedang mengandung. Lalu ketika ide itu mulai kita wujudkan nah rasanya seperti melahirkan seorang anak; butuh perjuangan hebat untuk melahirkan ide tersebut menjadi nyata, penuh rasa sakit dan perasaan tak menentu ketika memulai dan menantikan respon pasar atas produk kita dan yang pasti menuntut pengorbanan yang tak sedikit berupa materi, tenaga, waktu, fikiran, semangat, do'a, harapan dan kadang berjuta tangis dan berliter-liter air mata. Hehe rada2 lebay ya, tapi kalau kalian memulai bisnis dari nol seperti saya pasti bisa merasakan apa yang saya jabarkan tadi.

My blog reader, jangan tanya berapa omzet bisnis saya di masa awal. Saya nyaris tak pernah menghitungnya karena fokus saya adalah seperti membesarkan anak, saya berikan seluruh waktu saya, seluruh perhatian dan kerja keras saya, memberikan semua yang terbaik yang saya punya tanpa tuntutan apa-apa karena rasa cinta terhadap 'sang anak'. Bisnis saya hanya bisnis recehan, my blog reader. Kadang untuk kue seharga 150 ribu rupiah saya harus menghabiskan berjam-jam waktu saya untuk membuatnya dan kadang saya harus begadang dan memangkas jam tidur saya untuk menyelesaikan order dengan harapan sang customer puas dengan hasil karya saya. Reward terindah buat saya adalah ketika sang customer puas dengan kue-kue buatan saya apalagi sampai repeat order.

Sama seperti bisnis lainnya, suka duka adalah 2 komponen yang selalu menyertai perjalanan bisnis saya, my blog reader. Sukanya tentu bila customer puas dan merekomendasi produk saya ke orang lain dan juga ketika saya menerima uang hasil penjualan produk saya yang berarti; hey my hubby, aku tak hanya bisa menghabiskan uangmu tapi juga bisa menghasilkan uang dari jerih payahku sendiri (walau itu tak mungkin bisa kulakukan tanpa dukunganmu juga :D)". Kalau dukanya ??? Tentu banyak, my blog reader. Kue yang bantet atau tidak mengembang, mixer yang tiba-tiba ngadat ketika jasanya sedang sangat diperlukan, kue yang hangus, customer yang mengeluh harganya mahal dan membanding-bandingkannya dengan produk sejenis di pasaran walau ia belum pernah mencicipi rasa kue saya dan membandingkannya dengan rasa kue yang ada di pasaran, harga bahan baku yang kian hari kian melambung sementara saya tak bisa secara otomatis menaikkan harga kue dsb dsb. Tapi saya tetap bertahan dan melanjutkan bisnis saya ini, my blog reader. Mau tahu kenapa ? Karena CINTA, yup karena inilah bisnis saya yang teramat saya cintai.

Ketika Mimpi Tak Lagi Sekedar Mimpi............Part 3

Diposting oleh yamiyummy | Kamis, Oktober 27, 2011 | , | 0 komentar »

Hai hai my blog reader, I'm back.....

Mudah2an nggak bosan ya dengan cerita2 saya tentang mimpi yang berseri-seri ngalahin sinetron stripping hehehe...

Kali ini sih saya mau sharing tentang mimpi saya punya my own business.

Kalau my blog reader udah baca postingan saya sebelumnya tentang riwayat kehidupan saya pastinya tau kalau saya memulai perjalanan bisnis saya semenjak saya masih belia dan dulu2 sih saya gag ngerasa kalau lagi berbisnis karena saya melakukannya dengan fun banget dan nggak pake itung2an yang ngejelimet apalagi sampe ngitung kapan BEP, berapa ROI-nya, gimana strategi pemasarannya bahkan gag kepikiran juga belajar SEO supaya bisnis saya bisa nomor satu di mbah Google hehe...

My blog reader, saya memulai bisnis saya dari hal yang sangat sederhana. Keluarga besar saya tuh sangat piawai dalam hal masak-memasak walaupun gag pernah belajar masak sama chef2 terkenal apalagi waktu dulu kami juga belum kenal sama Farah Quinn haha...Jadi kami belajar melalui metode learning by doing gitu bahasa kerennya. Kami dididik Alm. Nenek sebagai koki utama untuk tidak banyak bertanya mengenai resep apalagi nanya gimana step by stepnya melainkan harus terjun langsung dan merasakan sendiri bagaimana proses memasak dari tahap menyiangi sampai masakan matang.

Di rumah besar kami bukan hanya para perempuan yang bisa masak tapi yang laki-lakipun punya kemampuan yang sama jadi gag heran kalau saya belajar bikin kolak biji salak, bikin kue dari tepung Hun kwee atau bikin klepon justru dari om saya. Dan saya yang waktu itu masih kelas 3 SD pun sudah PD menjual hasil racikan saya berupa es buah atau kolak pisang dan ubi.

Saya nggak tahu ya kenapa godaan untuk berwira usaha sangat besar. Jadi tiap kali saya berangkat ke kantor saya selalu membayangkan bisa punya usaha sendiri dan tak harus menjadi anak buah terus. Semakin hari saya semakin mendambakan bisa berbisnis sendiri apalagi ketika saya sudah punya anak yang selalu memasang muka merana bila saya tinggal bekerja, yang selalu protes karena saya tak ada di rumah dan yang selalu membuat saya merasa bersalah hari demi hari karena tak bisa mendampinginya di periode Golden Agenya.

Kalau ketika kecil saya bisa memulai bisnis dengan modal seadanya maka ketika dewasa saya justru merasa bisnis begitu berat karena butuh modal besar, harus punya tempat usaha yang perlu disewa atau dibeli, harus punya fasilitas ini itu untuk mendukung kelangsungan usaha, harus detail memikirkan BEPnya, harus detail memikirkan pembukuannya dsb dsb yang membuat saya pusing dan akhirnya berbisnis selalu hanya jadi wacana dalam otak saya. Huaaa cape deh.....

My blog reader, saya pernah merasakan jadi seorang wanita karier ataupun jadi seorang ibu rumah tangga murni yang kesehariannya hanya mengurusi anak dan rumah. Dua2nya bukan pilihan terbaik buat saya ternyata. Menjadi wanita karier membuat saya harus membuang sedikitnya 9 jam kerja ditambah 2-3 jam perjalanan tergantung seberapa jauh kantor saya dan seberapa macetnya keadaan lalu lintas. Rasa capek, stress dan perasaan bersalah adalah sedikit dari sederet siksaan yang saya rasakan tiap hari. Itu belum ditambah tekanan pekerjaan, bos yang galak, persaingan dengan rekan sekantor dll. Suatu kali saya pernah iseng menghitung berapa waktu yang harus saya habiskan diluar rumah untuk pergi bekerja; 9 jam kerja ditambah 3 jam perjalanan sama dengan 12 jam/hari. Bila saya bekerja 5 hari dalam seminggu maka jadi 60 jam dan dalam 1 bulan saya menghabiskan waktu sekitar 240 jam atau 10 hari.

Wow ternyata sebagai seorang wanita bekerja maka saya harus menghabiskan 1/3 bulan di luar rumah. Setelah itu saya mulai menghitung apakah pengorbanan saya bekerja di luar rumah sepadan dengan penghasilan saya tiap bulannya ? Hehehe ternyata gaji saya habis buat bayar pembantu, ongkos, makan dikantor dan untuk membeli kosmetik saja. Saya bahkan masih suka merengek-rengek minta tambahan pada suami tatkala ditanggung bulan uang gajian saya sudah tak bersisa. So kalau gitu worthed gag ya ???

Ketika saya terpaksa harus resign demi anak dan memutuskan menjadi ibu rumah tangga murni ternyata tidak semudah yang saya bayangkan lho my blog reader. Ternyata profesi ibu rumah tangga adalah profesi yang job descriptionnya paling banyak, jadwal kerjanya begitu ketat, tanggung jawabnya begitu berat, kadang2 gajinya di bawah UMR hehehe dan itu ditambah dengan beban psikologis yang begitu berat karena image seorang ibu rumah tangga begitu lekat dengan kata 'pengangguran' di mata sebagian besar masyarakat kita saat ini karena dianggap tidak memberi kontribusi pada income rumah tangga. Wheww pantas aja ya saat ini perempuan lebih suka jadi wanita karier ketimbang jadi ibu rumah tangga.

Pernah lho suatu hari saya menangis sedih banget karena mendengar celetukan dari seorang kerabat 'sarjana kok momong anak', memang sih cuma begitu aja isi celetukannya...tapi bagi saya yang saat itu sedang capek karena seharian mengurus rumah dan anak, sedang sensitif karena tidak punya 'me time' celetukan itu membuat saya semakin merasa gag berharga banget sebagai ibu rumah tangga. Rasanya sia-sia saya mengejar ilmu sampai jadi sarjana kalau hanya untuk dihabiskan pada 3 UR yaitu dapUR, sumUr dan kasUR.

Tapi itu cerita dulu ya my blog reader. Tau gag kalau sekarang saya sangat bangga pada profesi saya sebagai ibu rumah tangga. Bagi saya gag ada yang lebih menyenangkan dibanding bisa menjadi saksi sejarah perkembangan dan pertumbuhan kedua buah hati saya, bisa mendidiknya tentang kehidupan dan menanamkan nilai2 agama sejak dini, bisa menjadi orang pertama yang mereka lihat ketika bangun tidur dan bisa menjadi orang terakhir yang mereka tatap sebelum tidur, bisa memandang berjuta tawa dan tangis mereka, bisa mendekap dan merasakan kehangatan mereka serta bisa mengajari mereka menjadi insan yang bisa bermanfaat buat banyak orang.

Saya tetap menjadi seorang ibu rumah tangga tapi kali ini saya melengkapinya dengan sekaligus menjadi seorang ah jangan sebut entrepreneur dulu ya soalnya kayaknya gag pantas, mungkin yang lebih pantas adalah sebutan 'ibu yang sedang belajar ber-wira usaha'.

Yup, pada akhirnya saya berhasil mewujudkan mimpi saya untuk punya usaha sendiri my blog reader. Usaha saya sekarang ada 2 yaitu usaha kue (http://yamiyummy.blogspot.com) dan furniture rotan sintetis (www.de-moris.com). Semuanya saya lakukan sambil mengasuh dua buah hati saya di rumah, seraya menunggu warung kecil saya dan sambil menunggu sang suami pulang bekerja.

My blog reader, nanti saya lanjut lagi ya dipostingan berikutnya kisah tentang bagaimana saya akhirnya bisa punya usaha sendiri. So don't miss it yaaaa.............

Ketika Mimpi Tak Lagi Sekedar Mimpi............Part 2

Diposting oleh yamiyummy | Rabu, Oktober 26, 2011 | , | 0 komentar »

Hmm my blog reader, maaf ya saya lama banget gag update my beloved blog ini. Tapi hari ini saya mau meneruskan cerita saya soal mimpi2 saya di masa lalu yang Alhamdulillah saat ini banyak yang sudah terwujud.

Waktu saya SMA dan mulai berkorespondensi dengan sahabat saya dari Jerman, Julia Schaefer, saya sering banget sebel dengan tukang pos. Kenapa coba ? Karena banyak surat saya atau dari Julia yang gag sampai dan sampai saat ini gag tau dimana rimbanya. Saya dulu sering berkhayal ah andai aja saya bisa berkirim surat dan menerima balasannya dalam waktu yang singkat, gag pake bete karena lama nunggu, gag pake sebel dan jengkel karena surat suka nyangkut kemana2 dan gag pake biaya yang mahal. Hehe itu cerita kurang lebih 19 tahun yang lalu disaat saya belum kenal sama yang namanya internet, email, chatting via YM, Facebook, Twitter apalagi bisa nulis2 blog kayak gini.

Alhamdulillah saat ini saya bisa mengirim surat dan menerima balasannya dengan cepat dan biayanyapun lebih murah daripada mesti berkirim surat via pos. Tapi ya ada kelemahannya juga sih, saya jadi gag bisa lagi koleksi perangko dari Jerman seperti dulu.


Mimpi berkorespondensi dengan cepat dan nyaman udah kesampaian terus saya mimpi lagi pengen banget ketemuan face to face dengan Julia. Saya ingat dia pernah menulis dalam salah satu suratnya dulu kalau dia membayangkan bisa berbincang2 dengan saya di tepi pantai sambil makan es krim. Duuhhh kalau yang ini sih mimpinya kelewatan hehehe. Kayaknya waktu itu saya gag bisa bayangin bakalan bisa bertemu sama Julia. Kalau saya yang mesti ke Jerman pastilah gag mungkin banget. Masalahnya ongkos ke sana sangat diluar jangkauan saya. Tapi kalau Julia yang ke Indonesiapun saya jadi pusing karena gag punya kendaraan buat jemput dan ngajak dia keliling Jakarta dan gag punya rumah yang ideal buat menampung tamu bule.


Suatu hari di tahun 2008 saya menerima email dari Julia. Isinya, dia mengabarkan kalau next summer akan mengunjungi saya ke Indonesia. Saat menerima email tersebut hati saya bagaikan teraduk-aduk dengan sejuta perasaan. Ya senang sudah pasti, tapi ada kekhawatiran karena itu berarti saya mesti menyiapkan rumah dan kendaraan untuk menyambut kedatangannya kelak ke Indonesia.

My blog reader, pernah denger kan kalau Allah itu Maha Pendengar ? Jangan pernah ragukan itu ya, karena saya sudah beberapa kali merasakannya. Saya tak putus2 berdo'a agar diberikan rezeki yang melimpah supaya saya bisa menyambut dan memberikan pelayanan yang terbaik buat sahabat saya yang sudah datang jauh2 dari belahan dunia yang berbeda hanya untuk saya, seorang manusia biasa dari sebuah kampung di pinggiran Jakarta yang selalu ia panggil dengan sebutan sahabat. Saya sudah pasti harus mengusahakan yang terbaik untuknya.

Diawal tahun 2009 saya dan suami mulai merenovasi rumah supaya bisa memenuhi standar untuk orang bule yaitu memasang AC (soalnya di Bekasi panasnya puoll banget) dan mengganti closet jongkok menjadi closet duduk beserta beberapa perbaikan rumah lainnya. Alhamdulillah suami sangat mendukung saya dengan memberikan saya perhatian dan kerja kerasnya supaya saya bisa menyambut tamu jauh kami dengan baik. Bahkan hal2 kecil yang luput dari perhatian sayapun selalu diingatkannya. Terima kasih ya suamiku tercinta atas semua dukungan baik secara moril maupun materil yang membuat semua mimpi bisa terwujud indah.

Ok, rumah sudah siap tapi gimana dengan kendaraan ? Terus terang saya tidak enak kalau harus pinjam mobil dari kakak ipar dan kalau harus menyewa dari rental mobil pastilah biayanya lumayan banget karena akan dipakai untuk jangka waktu yang lumayan lama.

My blog reader, lagi2 Allah menunjukkan kasih sayangNya pada saya lewat cara yang sangat tak terduga. Ia memberi solusi masalah kendaraan lewat cara yang sangat ajaib dan selalu membuat saya tak percaya sampai saat ini.

Awal Maret saya mendapat telpon dari pihak KFC bahwa saya adalah pemenang hadiah utama undian yang mereka adakan di akhir tahun 2008 yang lalu. Gag main2 hadiah utamanya adalah sebuah Honda Jazz terbaru dan semua bisa saya dapatkan dengan gratis tis karena semua pajak mereka yang menanggung !!!


Alhamdulillah, Alhamdulillah dan Alhamdulillah ya Allah, hanya itu yang bisa saya ucapkan karena saya benar2 speechless dengan anugerah ini. Walaupun it seems too good to be true tapi ya ini sebuah kenyataan, kenyataan yang indah tentunya buat saya.

My blog reader, di Bulan Juni 2009 itulah setelah 17 tahun berkorespondensi, setelah ribuan mimpi untuk bertemu muka terpahat selama bertahun-tahun, setelah begitu banyak perjuangan yang kami lakukan untuk sebuah 'kopi darat' akhirnya semuanya terbayar lunas dengan sebuah pertemuan manis dibandara Soekarno Hatta. It seems too good to be true, my blog reader but it's true.


Terima kasih ya Allah atas karuniaMu yang tak hingga sehingga satu dari sekian mimpiku bisa jadi nyata.............

Ketika Mimpi Tak Lagi Sekedar Mimpi............Part 1

Diposting oleh yamiyummy | Kamis, Juni 23, 2011 | , | 0 komentar »

My Blog Reader tercinta.......

Bisa dibilang saya termasuk orang biasa yang punya segudang mimpi yang tidak biasa. Kadang kala malah impian saya sering ditertawakan oleh orang2 disekitar saya. Begini ceritanya...

Saya kebetulan terlahir dari keluarga yang tergolong elit alias ekonomi sulit :), sejak kecil saya dibesarkan dalam lingkungan kultur Betawi yang kental disebuah rumah yang tak berplafon, tak berlantai keramik dan harus rela berbagi dengan begitu banyak anggota keluarga lainnya. Sejak Ibu tercinta pergi untuk selamanya dan ayah meretas hidup baru bersama istri barunya otomatis saya sepenuhnya diasuh oleh Nenek, kakek, paman2, Bibi dan kakak2.

Sejak kecil hidup dalam kerja keras dan penuh tantangan adalah sahabat yang terpaksa kami akrabi. Disaat teman sebaya sedang asyik jajan dan jalan2 dengan orang tuanya saya dan kakak2 sudah harus berbagi tugas mencuci piring, menyapu, mencuci, menyetrika (untungnya lantai rumah kami bukan keramik jadi kami tak harus menambah pekerjaan dengan mengepel lantai) dan juga harus membantu nenek yang berjualan nasi uduk dan membantu paman yang berjualan es batu dan minuman ringan.

Hidup dalam kekurangan ternyata tak bisa membendung banyak impian dan cita2 saya untuk maju. Ketika banyak kawan sebaya mengikuti kursus Bahasa Inggris dilembaga2 Bahasa asing terkemuka saya hanya bisa gigit jari. Walau paman saya bisa membiayai tapi saya kadung tak enak hati kerap membebaninya dengan biaya sekolah dan ditambah dengan biaya kursus yang jumlahnya teramat mahal bagi kami pada waktu itu.

Tapi saya tidak terpuruk dengan keterbatasan ekonomi, my blog reader. Saya kemudian mengumpulkan kamus2 bahasa asing yang kebetulan saya temukan di rumah. Saya belajar sendiri dengan semangat dan tekad 2 kali lipat dari biasanya dan saya berikrar dalam hati saya harus bisa menjadikan kekurangan saya menjadi sebuah kelebihan bagaimanapun caranya....OTODIDAK, yup itulah cara yang kemudian sering saya pakai untuk mempelajari hal baru baik ketika mempersiapkan diri untuk tes UMPTN, belajar membuat kue, belajar korespondensi bisnis dalam bahasa asing, belajar marketing, belajar photoshop dll.

Saat duduk dibangku SMA saya juga mengikuti tren punya sahabat pena dari luar negeri (satu2nya tren yang bisa saya ikuti karena untuk mengikuti tren mode saat itu saya tak punya biaya :D). Berbekal kenekatan dan kemauan keras untuk bisa berbahasa Inggris dengan lebih baik sayapun menjalin persahabatan dengan beberapa teman dari berbagai negara. Seingat saya ada yang dari Jerman, Hungaria, Belgia, Filipina, Malaysia dan Kolombia. Tapi selaras dengan hukum seleksi alamnya Darwin, sahabat pena yang tetap bertahan tinggal satu saja yaitu sahabat pena saya dari Jerman, Julia Schaefer.

Impian saya untuk bisa berbahasa Inggris tanpa kursus akhirnya berhasil, dan saya bisa berbangga hati tatkala nilai ulangan Bahasa Inggris saya paling tinggi di kelas bahkan mengalahkan teman yang pernah ikut pertukaran pelajar ke luar negeri. Alhamdulillah mimpi pertama saya bisa terwujud...

My, blog reader....saya amat memahami keterbatasan keluarga kami dalam hal keuangan. Sekolah tinggi merupakan keputusan yang tak populer kala itu dalam keluarga. Tapi sejak kecil saya sudah mencanangkan tekad untuk menjadi orang pertama dalam keluarga kami yang bisa kuliah. Saya harus mengubah kehidupan saya menjadi lebih baik dan karena tahu dengan pasti saya bukan orang berada dan tak mungkin diwarisi kekayaan yang berlimpah maka saya bertekad mengangkat hidup saya dengan bersekolah tinggi supaya saya bisa memutus rantai keterpurukan keluarga kami. Tentunya banyak yang meragukan tekad saya dan tak sedikit pula yang menertawakan impian 'tak tahu diri' saya ini. Tapi semua itu justru menjadi cemeti yang melecut semangat saya lebih keras. Sayapun mulai berkenalan dengan yang namanya 'Dendam',tapi bukan dendam yang negatif lho melainkan sebentuk dendam positif yang kelak akan banyak saya temui dalam kehidupan saya selanjutnya dan terbukti ampuh melecut saya lebih maju.

Kemudian sepanjang masa sekolah saya habiskan untuk serius belajar, mempersembahkan rangking terbaik, menembus sulitnya UMPTN dan pada puncaknya mempersembahkan gelar sarjana yang pertama dalam keluarga kami. Sayapun meneruskan episode impian saya yang lain....

TDA Yang Mengubah Paradigma

Diposting oleh yamiyummy | Kamis, April 28, 2011 | | 0 komentar »


Saya mengenal TDA lebih dari 2 tahun yang lalu. Keisengan saya ber-blog walking telah membawa saya bersentuhan dengan sesuatu yang baru dalam hidup saya dan ternyata telah membawa perubahan yang teramat besar.

Tadinya saya menganggap TDA sama seperti milis-milis yang saya ikuti sebelumnya. Ternyata TDA bukan sekedar milis melainkan sebuah komunitas para pebisnis yang saling menebar rahmat antar sesama anggotanya. Tentunya selaras dengan namanya Tangan Di Atas maka kami juga berusaha menjadi pribadi2 yang selalu memberi karena sesuai ajaran agama yang saya pelajari sejak kecil yakni tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.

Di TDA saya mendapati kenyataan bahwa segala sesuatu yang tadinya saya anggap tak mungkin atau bahkan mustahil bisa menjadi kenyataan dengan berbekal do’a, kerja keras, memperbanyak silahturahmi dan berani bermimpi.

Tadinya saya bergabung dengan milis TDA Pusat, tetapi setelah TDA Bekasi terbentuk pada Bulan Mei 2009 dimana saya beruntung menjadi salah seorang saksi sejarah yang terlibat di dalamnya maka saya lebih banyak mengikuti kegiatan2 yang diadakan oleh TDA Bekasi dan salah satunya bergabung dengan kelompok Mastermind. Menjadi anggota TDA Bekasi merupakan suatu kesempatan yang Allah berikan pada saya untuk mengenal banyak orang2 hebat yang tak pernah pelit membagi ilmu, mengenal orang2 hebat yang tak pernah segan menyinsingkan lengan untuk saling membantu dan mengenal orang2 hebat yang sebelumnya hanya saya lihat lewat koran, tabloid, TV atau media lainnya. Kesemua orang hebat itu ternyata begitu ‘down to earth’. Mereka menjadi mulia dan hebat bukan karena kesombongan dan kesuksesan yang mereka gaung2kan tetapi lebih pada kesederhanaan dan mau berbagi dengan sesama dan berusaha memberi manfaat yang sebesar2nya bagi orang lain.

Sebetulnya saya malu ketika mesti bersanding dengan para orang hebat tersebut apalagi saya masih tergolong anak bawang dalam bisnis. Ketika itu saya baru merintis usaha kue dan furniture rotan sintetis saya. Saya sempat tidak pede dan grogi ketika harus ‘sharing’ tentang bisnis masing2. Tapi tentu saja bukan TDA namanya kalau tidak bisa mem’brain stroming’ para anggotanya. Saat saya masih bimbang dan ragu, saya mendapat satu petuah lagi dari salah seorang ‘dedengkot’ TDA yang kerap saya baca tulisan2 indah dan berbobotnya di blognya yang jadi salah satu blog favorit saya;

Anda tak perlu hebat untuk memulai, tapi harus memulai untuk jadi hebat – Eko June

Yup, sayapun memulai perjalanan panjang saya menapaki ‘roller coaster’ bisnis saya untuk menggapai mimpi saya sejak dulu, menjadi seorang entrepreneur.....yang hebat tentunya :D.

My blog reader, sembilan tahun yang lalu saya mulai serius bermimpi untuk memiliki usaha sendiri. Saya merasakan semangat yang membuncah kala membayangkan betapa saya bisa begitu merdeka dari pasungan jam kerja, bisa memiliki kebebasan dari keharusan mematuhi atasan karena ketika itu atasan saya melakukan hal yang tercela dalam bisnisnya dan saya terpaksa harus patuh dan ikut tercebur bersamanya dalam jurang kehinaan dan yang terpenting adalah saya bisa meraih kembali semua cita2 dan idealisme yang terampas oleh keadaan karena saya masih memiliki keterbatasan dalam wawasan dan pengetahuan. Saya terus mencari peluang untuk itu, my blog reader.

Perjuangan mewujudkan mimpi memang tak semudah membalikkan tangan namun bagi saya juga tak sesulit menangani kasus lumpur lapindo. Hanya saja saya belum tahu caranya pada waktu itu. I just don’t have the key........yet.

Ketika mengenal TDA keinginan lama saya untuk memiliki usaha sendiri kembali membuncah dan kali ini saya merasa ‘Now it’s time. Now or never!’.

Dulu saya selalu berfikir betapa sulitnya memulai sebuah usaha. Harus punya modal uang yang banyak, harus punya tempat jualan yang strategis, harus mengurusi segalanya sendiri supaya manajemennya terurus dengan baik. Ah berapa lama ya saya mesti menabung supaya punya modal uang yang cukup untuk membangun my own business.

Ketika saya belajar bisnis di TDA saya banyak mendapat pelajaran2 baru yang sangat menakjubkan. TDA telah merubah paradigma saya selama ini. Ternyata banyak teman2 TDA yang bisa memulai bisnis dengan modal yang sangat minim bahkan nyaris tanpa modal, bisa memiliki jaringan yang begitu luas, bisa bolak balik diliput media baik cetak maupun elektronik dan bahkan banyak teman2 yang saya lihat kerjanya hanya bersantai dan wara wiri kesana kemari tapi ternyata bisnisnya begitu menggurita. Wow, saya harus tahu caranya !!!

Sejujurnya saya katakan dengan support yang begitu besar dari teman2 TDA Bekasilah saya bisa PD mengembangkan 2 bisnis saya. Dan saya kemudian belajar selangkah demi selangkah membabat ilalang mimpi saya untuk menggapai cita2 dan membuatnya jadi nyata.

Kalau anda bertanya bagaimana mungkin bisa memulai sebuah usaha nyaris tanpa modal ? Saya sekarang berani bilang, tentu bisa. Bagaimana bisa usaha kalau tidak punya toko/warung/tempat usaha ? Saya bisa bilang, tentu bisa. Bagaimana kita bisa wara wiri diliput media massa, muncul di TV, ikut talkshow di radio, dan jadi seleb di internet padahal tak ada kenalan wartawan dan juga bukan artis. Saya juga bisa jawab, tentu bisa!

My blog reader, anda mau tahu rahasia yang saya pelajari dari sebuah komunitas luar biasa ini ? Aha jangan sekarang ya...Nanti anda pasti tahu dipostingan saya berikutnya. Masih pengen kan baca tulisan2 saya ? I hope so yaaaa...

My Family is My Inspirator

Diposting oleh yamiyummy | Rabu, April 20, 2011 | , | 0 komentar »

Dear My blog reader,

Bisnis bagi saya bukan hal baru. Setidaknya sejak kecil saya telah diajarkan dasar2 entrepreneurship dari lingkungan saya dibesarkan.

Nenek saya menyokong hidup keluarga dengan berdagang nasi uduk beserta lauknya dan kadang ia menjajakan pakaian door to door. Tentu pada waktu itu ia belum mengenal yang namanya bisnis on line atau promosi lewat web dan blog apalagi bersentuhan dengan facebook dan twitter.

Ya kadang (menurut ceritanya) di tengah perjalanan ia dihadang oleh 'begal' itu istilahnya untuk perampok. Dan bekal ia menghadapi semua itu hanyalah rasa berani (yang mungkin lebih terdorong oleh 'the power of kepepet') dan kemauan keras untuk membela diri.

The power of kepepet yang saya maksud tentunya karena desakan harus membantu mencari nafkah untuk membiayai hidup 7 anaknya dan sederet cucu2nya yang ikut menumpang hidup dengannya. Berat pastinya. Itulah sebabnya ia begitu berani memperdaya sang begal supaya dagangannya tidak dirampas dan ia bisa pulang dengan membawa uang untuk memberi makan kami semua.

Saya tak tahu apakah bakat berdagang bisa diwariskan atau tidak. Tapi yang pasti yang terlihat mewarisi kemampuan berdagang sang nenek adalah Paman saya, Romli.

Meski masih kecil tapi saya masih ingat bagaimana perjuangannya memulai usaha depot es dari nol sampai usahanya menggurita ke bidang yang lain. Saya bisa bilang ke anda semua bahwa saya berhasil menjadi seorang sarjana berkat kerja kerasnya membanting tulang dalam membiayai sekolah saya.

Saya selalu teringat kalimat ajaib yang kerap ia lontarkan ke saya : "Kalau jadi pegawai prinsipnya kerja dulu baru makan, tapi kalau jadi pengusaha prinsipnya makan dulu baru kerja". That's is ! Kalimat itu kerap melecut saya kala down sedang menyerang, kala saya sedih melihat tak ada orderan yang masuk padahal saya telah bekerja keras sepanjang waktu. Saya lalu bangkit dari keterpurukan karena setidaknya saya sekarang bukanlah seorang pegawai lagi tapi seorang pengusaha, seorang business owner. Dan menjadi seorang pengusaha adalah impian saya tiap saat dan waktu.

Saya memulai pelajaran bisnis saya sejak duduk di bangku SD. Ketika itu saya memulainya dengan berjualan kolak dan es buah. Waktu itu saya sekaligus memulai karir saya dalam dunia kuliner secara otodidak. Saya meracik sendiri kolak dan es buah buatan saya dan menjajakannya sendiri. Otomatis pekerjaan sebagai koki, quality control sampai ke bagian sales saya pegang sendiri. Tak ada yang mengajari saya soal manajemen bisnis, pembukuan apalagi strategi pemasaran. Semuanya hanya mengandalkan naluri dan juga kepasrahan akan rezeki saya dari Allah. Semuanya terlihat begitu sederhana dan terus terang saya menikmatinya. Saya tak sedih bila dagangannya saya tak laku karena toh saya bisa menghabiskannya sendiri atau membagikannya pada anggota keluarga yang lain. Sayapun tak perduli dengan bagaimana mempromosikan usaha saya karena sejujurnya saya sama sekali belum mengerti soal itu.

Selain berjualan kolak dan es buah saya juga pernah berjualan balon tiup, dan ketika mendekati lebaran saya biasanya berjualan kartu lebaran yang saya buat sendiri serta membantu berjualan kulit ketupat. Saya belajar menganyam kulit ketupat dari salah seorang paman dan menjadikannya mesin pencari uang bagi saya kala itu. Ternyata kelak dikemudian hari saya akan bergelut dengan proses anyam menganyam cuma kali ini medianya rotan sintetis (www.de-moris.com).

Selain berjualan produk sendiri saya juga kadang membantu mengantarkan pesanan es batu dan soft drink ke para pelanggan paman. Pernah suatu ketika saat saya sedang mendorong gerobak kecil berisi es dan soft drink ke salah satu pelanggan, saya berpapasan dengan beberapa teman laki2 saya dan kebetulan salah satunya ada yang sedang saya taksir (sorry my hubby, it was just such a kind of monkey's love :D). Duuh waktu itu ada sedikit perasaan grogi tapi selebihnya saya tidak perduli. Toh saya sadar, saya melakukannya karena saya harus membantu paman yang telah begitu baik hati membiayai sekolah saya. Saya sekaligus belajar satu hal yang menjadi landasan penting dalam berbisnis : jangan pernah malu pada apa yang sedang kita kerjakan (sepanjang itu hal yang positif), jangan pernah malu dan ragu menjalani suatu proses yang akan mengantarkan kita pada keberhasilan menggapai cita2.

Selain mengantar pesanan es batu saya juga sering membantu mengantarkan pesanan jamu buatan adik nenek yang kebetulan berbisnis jamu tradisional. Saya belajar soal delivery dan memaintenance pelanggan dalam kegiatan ini. Kenapa saya bilang begitu ? Karena saya belajar memperhitungkan waktu perjalanan saya sampai ke tujuan dengan teliti supaya pelanggan bisa menerima pesanan jamu dalam keadaan masih hangat dan kadang jadi sasaran 'complain' bila ada pelanggan yang tidak puas dengan jamu pesanannya. Terus terang saya beruntung bisa belajar itu semua dalam usia saya yang masih belia. Dan saya senang melakukannya karena saya melakukannya sambil bermain bersama sepupu saya yang biasanya naik ke atas gerobak kecil yang saya tarik atau kadang saya dorong (ah saya jadi ingat dengan gerobak kecil buatan salah seorang paman saya itu). Seusai melaksanakan kewajiban kami mengantar es atau jamu biasanya kami pulang sambil tertawa bersama dan saya akan mendorong gerobak dengan kencang sambil tertawa lepas....

Thomas Alva Edison, sang penemu hebat yang sukses karena sang Ibu

Diposting oleh yamiyummy | Jumat, April 15, 2011 | 0 komentar »

"Menurut Ibu saya, jika orang-orang yang salah jalan setelah dewasa telah mendapatkan pendidikan dan diasuh sebagaimana mestinya, mereka tidak akan menjadi parasit yang tidak berguna dalam masyarakat. Pengalaman yang telah dikumpulkannya sebagai seorang guru telah mengajarkan kepadanya banyak rahasia watak manusia. Sebelumnya saya selalu tak peduli, dan apabila bukan karena perhatian Ibu, kemungkinan besar saya telah menyeleweng dari jalan yang semestinya! Namun ketabahan Ibu dan kebaikannya, merupakan faktor kuat yang menghalangi saya dari penyelewengan dan kesesatan." - Thomas Alva Edison -

Siapa sangka sang penemu hebat (dan juga paling produktif) ternyata sukses berkat tangan dingin sang bunda yang merupakan 'the brightest spot' baginya. Seorang wanita yang percaya penuh padanya dikala banyak orang mencemooh dan menganggapnya sebagai 'anak yang bodoh dan tak berguna'. Saat itulah sang ibu muncul sebagai dewi penolong dan membantunya membuktikan pada dunia bahwa ia adalah 'something special'.

Sejarah telah banyak mencatat dengan tinta emasnya betapa peran seorang ibu begitu luar biasa bagi para anak-anak yang dilahirkan, dibesarkan dan dididik dengan penuh kasih sayang, kelembutan dan kesabaran. Begitu banyak ilmuan, politisi, filsuf besar dan tokoh-tokoh dunia yang menjadi besar berkat support yang besar dari sang Ibu.

Saya mungkin belum bisa disejajarkan dengan para ibu luar biasa tersebut. Namun, jujur saya katakan, saya selalu berusaha keras menjadi ibu yang luar biasa bagi keluarga saya.

Saya suka sekali memasak dan saya selalu berusaha menjadi koki yang paling hebat bagi suami dan kedua anak saya. Oh ya, sejujurnya saya belum pernah ikut kursus masak loh. Saya selalu meng-up date kemampuan masak saya lewat belajar tiada henti tiap hari. Saya gemar membaca dan banyak ilmu tentang memasak yang saya dapatkan dari koran, tabloid, TV dan internet. Semua saya lakukan agar saya dapat membahagiakan orang-orang yang saya cintai. Yup saya menyebutnya 'passion'.

Kenapa saya menyebut memasak sebagai passion saya ? Karena ketika saya berkutat di dapur (ini daerah teritorial mutlak milik saya :D) saya bisa mencurahkan seluruh waktu, tenaga, pikiran, dan kemampuan terbaik saya untuk menghasilkan makanan yang lezat dan berpenampilan menarik. Saya melakukannya dengan sepenuh hati dan penuh rasa gembira. Nah itulah passion.

Saya rasa Thomas Alva Edisonpun memiliki passion yang sangat besar dengan dunia keilmuannya sehingga mampu menghasilkan begitu banyak penemuan dan tercatat sebagai peneliti yang paling produktif. Ia bahkan menyatakan bahwa bakat hanya berperan 1 % saja dan selebihnya kerja keraslah yang paling menentukan keberhasilan kita.

Terus terang saya sangat menginginkan kedua anak saya menjadi anak2 yang berhasil dalam hidupnya kelak. Itulah sebabnya saya mendedikasikan hidup saya untuk mendidik mereka dan membekali mereka dengan ilmu yang saya miliki sebaik mungkin. Saya berharap kelak dikemudian hari saya bisa sebangga Ibu Thomas Alva Edison karena saya telah berhasil membantu anak2 saya menggapai bintang. Amiin....

Menjadi Ibu Rumah Tangga Profesional

Diposting oleh yamiyummy | Jumat, April 15, 2011 | , | 0 komentar »


Dear my blog reader,

Assalamu'alaikum Wr Wb. Sebagai sebuah perkenalan ringan, izinkanlah saya membuka sisi lain diri saya yang selama ini tersembunyi rapi di dasar hati saya yang paling dalam (lebaydotcom).

Nama saya Yami. Saya seorang Ibu Rumah Tangga Profesional. Kenapa saya menambahkan kata profesional ? Karena mungkin bagi sebagian besar wanita menjadi Ibu Rumah Tangga adalah sebuah kewajiban atau konsekuensi yang timbul karena sebuah pernikahan. Tapi tidak buat saya.

Bagi saya pribadi menjadi Ibu Rumah Tangga adalah sebuah profesi yang sangat mulia. Saya melakukan semua pekerjaan saya dengan jam kerja yang jelas, dengan job description yang jelas dan sistimatis serta saya juga mendapat insentif dari profesi saya ini.

Jam kerja saya adalah 24/7 atau 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu. Mungkin sekilas mirip iklan sebuah fastfood restaurant ya ??? Tapi profesi saya ini memang mengharuskan saya siaga sepanjang waktu dan harus selalu siap untuk melayani para customer saya kapanpun mereka membutuhkan jasa saya.

Saya punya sederet job descriptions :
1. Pagi-pagi sekali seusai sholat subuh saya harus menyiapkan sarapan untuk sang premium customer. Saya sebut ia premium customer karena ialah yang menggaji saya tiap bulan untuk pekerjaan saya ini. Ia adalah my beloved hubby. Selain menggaji saya dalam bentuk materi ia juga memberi saya reward atas prestasi saya dalam pekerjaan. Rewardnya bisa dalam bentuk mentraktir saya makan di luar, membelikan saya baju baru, membelikan saya LM dan perhiasan, membelikan saya makanan favorit saya, membelikan buku2 bagus untuk saya baca, memberikan saya senyum tertulusnya, memberikan saya cinta yang tak terbatas, memberikan saya support tiada henti baik dalam ups dan downs saya, memberikan saya pengertian dan kesempatan yang luas yang memberi saya begitu banyak oksigen bagi jiwa saya, memberikan saya wawasan baru dan memberi saya begitu banyak hal yang tak bisa saya tuliskan satu persatu di sini. Saya selalu punya satu ungkapan untuknya bila saya harus memberi deskripsi tentang peran sang suami dalam hidup saya; "I'm really meaningless without him".

Selain menjadi koki pribadinya, saya juga harus membantunya dalam hal pakaian, menjadi konsultan keuangannya, menjadi guru les dan mengaji bagi kedua anaknya, menjadi sekretaris pribadinya, menjadi mitranya dalam menentukan strategi investasi dan masa depannya, menjadi mitranya dalam menangani masalah domestik lainnya, menjadi tempatnya berbagi dalam berbagai hal dan menjadi navigatornya dalam mengarungi bahtera kehidupannya. Melihat begitu banyak dan berat tugas yang harus saya lakukan untuk sang premium customer ini tak heran kan kalau saya digaji mahal olehnya :D.

2. Selain bertanggung jawab atas sang premium customer sayapun punya 2 golden customer lagi yang tak kalah pentingnya. Sepasang anak lucu yang Insya Allah saya persiapkan untuk menjadi generasi muda islami yang akan menjadi kebanggaan orang tua, bangsa dan agamanya.

Selain tugas mengandung dan melahirkan yang telah saya jalankan, Saya juga punya 3 tugas utama untuk mereka; merawat, membesarkan dan mendidik mereka. Tugas terakhirlah yang bagi saya amat berat. Mendidik mereka untuk menjadi generasi penerus yang teguh aqidah Islamnya dan memiliki kepribadian Islami. Tiap kali usai sholat ada do'a khusus yang selalu saya panjatkan pada Allah agar saya diberikan kesabaran, kekuatan, keteguhan dan istiqomah dalam merawat, membesarkan dan mendidik anak2 yang telah diamanatkan Allah pada saya dan suami.

Tak hanya sang premium customer yang memberi saya insentif atas pekerjaan saya ini, para golden customerpun selalu memberi saya reward yang begitu luar biasa. Reward itu berupa senyum manis setiap kali mereka memandang saya, ungkapan cinta dan dekapan mesra mereka, ulah lucu dan kadang mengesalkan mereka, perhatian dan kasih yang deras dari mereka laksana hujan dan juga berbagai bentuk keterikatan mereka pada hati saya. Subhanallah......

Bekal saya menjadi Ibu Rumah Tangga Profesional adalah aqidah dan syariat Islam yang saya upayakan menyatu dalam jiwa saya dan menjadi standar satu-satunya baik dalam berpikir, bersikap dan bertingkah laku. Insya Allah kami semua akan selalu dalam ridho-Nya.....