Ketika Mimpi Tak Lagi Sekedar Mimpi............Part 3

Diposting oleh yamiyummy | Kamis, Oktober 27, 2011 | , | 0 komentar »

Hai hai my blog reader, I'm back.....

Mudah2an nggak bosan ya dengan cerita2 saya tentang mimpi yang berseri-seri ngalahin sinetron stripping hehehe...

Kali ini sih saya mau sharing tentang mimpi saya punya my own business.

Kalau my blog reader udah baca postingan saya sebelumnya tentang riwayat kehidupan saya pastinya tau kalau saya memulai perjalanan bisnis saya semenjak saya masih belia dan dulu2 sih saya gag ngerasa kalau lagi berbisnis karena saya melakukannya dengan fun banget dan nggak pake itung2an yang ngejelimet apalagi sampe ngitung kapan BEP, berapa ROI-nya, gimana strategi pemasarannya bahkan gag kepikiran juga belajar SEO supaya bisnis saya bisa nomor satu di mbah Google hehe...

My blog reader, saya memulai bisnis saya dari hal yang sangat sederhana. Keluarga besar saya tuh sangat piawai dalam hal masak-memasak walaupun gag pernah belajar masak sama chef2 terkenal apalagi waktu dulu kami juga belum kenal sama Farah Quinn haha...Jadi kami belajar melalui metode learning by doing gitu bahasa kerennya. Kami dididik Alm. Nenek sebagai koki utama untuk tidak banyak bertanya mengenai resep apalagi nanya gimana step by stepnya melainkan harus terjun langsung dan merasakan sendiri bagaimana proses memasak dari tahap menyiangi sampai masakan matang.

Di rumah besar kami bukan hanya para perempuan yang bisa masak tapi yang laki-lakipun punya kemampuan yang sama jadi gag heran kalau saya belajar bikin kolak biji salak, bikin kue dari tepung Hun kwee atau bikin klepon justru dari om saya. Dan saya yang waktu itu masih kelas 3 SD pun sudah PD menjual hasil racikan saya berupa es buah atau kolak pisang dan ubi.

Saya nggak tahu ya kenapa godaan untuk berwira usaha sangat besar. Jadi tiap kali saya berangkat ke kantor saya selalu membayangkan bisa punya usaha sendiri dan tak harus menjadi anak buah terus. Semakin hari saya semakin mendambakan bisa berbisnis sendiri apalagi ketika saya sudah punya anak yang selalu memasang muka merana bila saya tinggal bekerja, yang selalu protes karena saya tak ada di rumah dan yang selalu membuat saya merasa bersalah hari demi hari karena tak bisa mendampinginya di periode Golden Agenya.

Kalau ketika kecil saya bisa memulai bisnis dengan modal seadanya maka ketika dewasa saya justru merasa bisnis begitu berat karena butuh modal besar, harus punya tempat usaha yang perlu disewa atau dibeli, harus punya fasilitas ini itu untuk mendukung kelangsungan usaha, harus detail memikirkan BEPnya, harus detail memikirkan pembukuannya dsb dsb yang membuat saya pusing dan akhirnya berbisnis selalu hanya jadi wacana dalam otak saya. Huaaa cape deh.....

My blog reader, saya pernah merasakan jadi seorang wanita karier ataupun jadi seorang ibu rumah tangga murni yang kesehariannya hanya mengurusi anak dan rumah. Dua2nya bukan pilihan terbaik buat saya ternyata. Menjadi wanita karier membuat saya harus membuang sedikitnya 9 jam kerja ditambah 2-3 jam perjalanan tergantung seberapa jauh kantor saya dan seberapa macetnya keadaan lalu lintas. Rasa capek, stress dan perasaan bersalah adalah sedikit dari sederet siksaan yang saya rasakan tiap hari. Itu belum ditambah tekanan pekerjaan, bos yang galak, persaingan dengan rekan sekantor dll. Suatu kali saya pernah iseng menghitung berapa waktu yang harus saya habiskan diluar rumah untuk pergi bekerja; 9 jam kerja ditambah 3 jam perjalanan sama dengan 12 jam/hari. Bila saya bekerja 5 hari dalam seminggu maka jadi 60 jam dan dalam 1 bulan saya menghabiskan waktu sekitar 240 jam atau 10 hari.

Wow ternyata sebagai seorang wanita bekerja maka saya harus menghabiskan 1/3 bulan di luar rumah. Setelah itu saya mulai menghitung apakah pengorbanan saya bekerja di luar rumah sepadan dengan penghasilan saya tiap bulannya ? Hehehe ternyata gaji saya habis buat bayar pembantu, ongkos, makan dikantor dan untuk membeli kosmetik saja. Saya bahkan masih suka merengek-rengek minta tambahan pada suami tatkala ditanggung bulan uang gajian saya sudah tak bersisa. So kalau gitu worthed gag ya ???

Ketika saya terpaksa harus resign demi anak dan memutuskan menjadi ibu rumah tangga murni ternyata tidak semudah yang saya bayangkan lho my blog reader. Ternyata profesi ibu rumah tangga adalah profesi yang job descriptionnya paling banyak, jadwal kerjanya begitu ketat, tanggung jawabnya begitu berat, kadang2 gajinya di bawah UMR hehehe dan itu ditambah dengan beban psikologis yang begitu berat karena image seorang ibu rumah tangga begitu lekat dengan kata 'pengangguran' di mata sebagian besar masyarakat kita saat ini karena dianggap tidak memberi kontribusi pada income rumah tangga. Wheww pantas aja ya saat ini perempuan lebih suka jadi wanita karier ketimbang jadi ibu rumah tangga.

Pernah lho suatu hari saya menangis sedih banget karena mendengar celetukan dari seorang kerabat 'sarjana kok momong anak', memang sih cuma begitu aja isi celetukannya...tapi bagi saya yang saat itu sedang capek karena seharian mengurus rumah dan anak, sedang sensitif karena tidak punya 'me time' celetukan itu membuat saya semakin merasa gag berharga banget sebagai ibu rumah tangga. Rasanya sia-sia saya mengejar ilmu sampai jadi sarjana kalau hanya untuk dihabiskan pada 3 UR yaitu dapUR, sumUr dan kasUR.

Tapi itu cerita dulu ya my blog reader. Tau gag kalau sekarang saya sangat bangga pada profesi saya sebagai ibu rumah tangga. Bagi saya gag ada yang lebih menyenangkan dibanding bisa menjadi saksi sejarah perkembangan dan pertumbuhan kedua buah hati saya, bisa mendidiknya tentang kehidupan dan menanamkan nilai2 agama sejak dini, bisa menjadi orang pertama yang mereka lihat ketika bangun tidur dan bisa menjadi orang terakhir yang mereka tatap sebelum tidur, bisa memandang berjuta tawa dan tangis mereka, bisa mendekap dan merasakan kehangatan mereka serta bisa mengajari mereka menjadi insan yang bisa bermanfaat buat banyak orang.

Saya tetap menjadi seorang ibu rumah tangga tapi kali ini saya melengkapinya dengan sekaligus menjadi seorang ah jangan sebut entrepreneur dulu ya soalnya kayaknya gag pantas, mungkin yang lebih pantas adalah sebutan 'ibu yang sedang belajar ber-wira usaha'.

Yup, pada akhirnya saya berhasil mewujudkan mimpi saya untuk punya usaha sendiri my blog reader. Usaha saya sekarang ada 2 yaitu usaha kue (http://yamiyummy.blogspot.com) dan furniture rotan sintetis (www.de-moris.com). Semuanya saya lakukan sambil mengasuh dua buah hati saya di rumah, seraya menunggu warung kecil saya dan sambil menunggu sang suami pulang bekerja.

My blog reader, nanti saya lanjut lagi ya dipostingan berikutnya kisah tentang bagaimana saya akhirnya bisa punya usaha sendiri. So don't miss it yaaaa.............

0 komentar

Posting Komentar