Versi Shvoong dapat dilihat di http://bit.ly/WUFu5r
Negeri lima menara merupakan buku pertama dari sebuah
trilogi. Buku ini ditulis oleh A. Fuadi yang terinspirasi dari kisah nyata
hidupnya. Tokoh utama dalam buku ini adalah Alif, seorang remaja asal ranah
Minangkabau.
Selepas lulus Madrasah Tsanawiyah Alif sebetulnya sangat
ingin meneruskan sekolahnya ke SMA, apalagi ia mendapat nilai ujian yang masuk
sepuluh yang tertinggi di Kabupaten Agam. Setelah sebelumnya menuruti perintah
sang Ibu untuk masuk Madrasah Tsanawiyah maka Alif kini ingin sekolah non agama
yaitu SMA seperti salah seorang temannya,Randai.
Keinginan Alif ternyata tak sejalan dengan sang Ibu yang
menginginkan dirinya masuk sekolah agama karena ia ingin sang anak menjadi
seperti Buya Hamka.Walau sekeras apapun Alif mencoba mempertahankan
keinginannya namun akhirnya ia menuruti perintah sang ibu untuk meneruskan
sekolahnya di sekolah agama dan ia yang selama ini tak pernah menginjak tanah
di luar ranah Minangkabau kini harus menempuh jarak yang begitu jauh dari
kampung halamannya menuju sebuah desa di pelosok Jawa Timur untuk belajar di
Pondok Madani (PM).
Alif yang tadinya setengah hati bersekolah di PM lama
kelamaan merasa bersyukur karena di PM ia mendapatkan pengalaman belajar yang
sungguh luar biasa. Tak hanya pelajaran soal disiplin serta keharusan berbahasa
Inggris dan Arab selama belajar di PM yang diperoleh Alif, di hari pertamanya
di PM ia begitu terkesima dengan mantera ‘Man Jadda Wa Jada’ (siapa yang
bersungguh-sungguh akan berhasil). Mantera ini merupakan pelajaran di hari
pertama ia bersekolah di PM. Sebuah kata mutiara sederhana namun kuat, yang
akan menjadi kompas kehidupannya kelak dikemudian hari.
Di PM Alif berteman dengan Raja dari Medan, Said dari
Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa. Di bawah
menara masjid mereka menunggu Maghrib sambil menatap awan lembayung yang
berarak ke ufuk dan awan-awan itu menjelma menjadi Negara dan benua impian
masing-masing. Dulu mereka melukis langit dan membebaskan imajinasi mereka
lepas membubung tinggi.
Mereka tak pernah takut untuk bermimpi dan setelah
mengerahkan segala ikhtiar dan menggenapkan dengan do’a kini Tuhan mengirimkan
benua impian ke pelukan mereka masing-masing. Mereka kini telah berada di lima Negara
yang berbeda, di lima menara impian mereka. Sungguh Allah Maha Mendengar do’a
hambaNya dan mantera ‘Man Jadda Wajada' sungguh telah melecut mereka untuk
meraih mimpi mereka.
(Tulis
sendiri review/ringkasan buku-buku favorit anda dan dapatkan dollar sebagai
bayarannya, buruan gabung. Klik http://www.shvoong.com/aff-BAA59/)
0 komentar
Posting Komentar